JATENG.NASDEM.ID – Wakil Ketua Bidang Energi dan Mineral DPD NasDem Kabupaten Kebumen Kak Rashif Arka Muhammad aktif mendampingi anak muda Kebumen dalam pengembangan sains dan teknologi.
Lelaki yang menempuh pendidikan sarjana Geofisika dan Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada ini mengungkapkan bahwa ia secara konsisten mendampingi para pelajar SMA Muhammadiyah Gombong yang tergabung dalam Program Internasional.
Kak Arka menegaskan bahwa ia telah mengarahkan para siswa dalam mengembangkan berbagai teknologi.
“Salah satu yang kita bikin adalah mobil listrik tenaga surya yang kami namakan Spectre (Solar-Powered Electric Vehicle). Saat kita sudah selesai bikin, kebetulan ada beberapa stasiun TV yang meliput dan dilaunching juga oleh Bupati Kebumen,” kata kak Arka, Jumat (18/2).
Selain mobil listrik tenaga surya, Kak Arka juga mendampingi lahirnya inovasi parfum antinyamuk, tempat bekal berpenghangat tenaga surya, dan masker kain antijerawat. Atas dedikasinya ini, ia bersama tim Program Internasional berhasil mengantarkan para siswa untuk berlomba dalam kompetisi energi baru terbarukan tingkat nasional (EBT) Pertamina Foundation Sains.
“Di lomba PF Sains, kami menciptakan prototipe kendaraan yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan melalui pemanfaatan EBT. Kita Alhamdulillah jadi satu-satunya SMA di Indonesia yang lolos 10 besar dari ratusan peserta yang berstatus mahasiswa, bergelar sarjana, master, bahkan doktor,” katanya.
Pada kesempatan lain, semua produk yang dihasilkan oleh para murid ini mendapatkan juara umum dan penghargaan Advanced Technology Award dalam kompetisi FASTDAY, lomba karya inovasi sains dan teknologi SMA/ MA/ SMK Se-Indonesia. Ia berharap, temuan ini bukan hanya berhenti di tataran lomba saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, menjadi peluang wirausaha dan menjadi model pendidikan yang inovatif dan adaptif.
“Ke depan di Kebumen, saya rasa sepuluh tahun ke depan akan mulai diimplementasikan secara cukup masif. Sekarang masih dalam tahap edukasi dan pengenalan agar orang mengenal dahulu. Karena dari segi ekonomi cost per wattnya jika dihitung masih tinggi disebabkan biaya komponen elektronik dan instalasi yang cukup mahal, namun Saya rasa sekitar 10 tahun ke depan akan banyak orang mulai mengimplementasikan di rumah-rumah seiring dengan harga perangkat solar panel dan komponen lainnya yang makin terjangkau” katanya optimis.