18Tube.tv is a free hosting service for porn videos. You can create your verified user account to upload porn videos to our website in several different formats. 18tube Every porn video you upload will be processed in up to 5 working days. You can also use our embed code to share our porn videos on other websites. On 18Tube.tv you’ll also find exclusive porn productions shot by ourselves. Surf around each of our categorized sex sections and choose your favorite one: amateur porn videos, anal, big ass, blonde, brunette, etc. You will also find gay and transsexual porn videos in their corresponding sections on our website. Watching porn videos is completely free!

Watak Wisanggeni

Ono Sarwono (Kader NasDem)

MENKOPOLHUKAM Mohammad Mahfud Mahmodin yang kondang bernama Mahfud MD ialah sosok cerdas, pintar, jujur, tegak lurus, berani dan tanpa tedheng aling-aling (terbuka). Jejak dan langkah ‘profetik’nya itu tidak luntur hingga kini.

Belakangan yang menjadi perbincangan publik ialah pernyataannya tentang adanya transaksi mencurigakan bernilai ratusan triliun rupiah di Kementerian Keuangan. Rakyat menunggu akhir isu yang mencengangkan dan menggemaskan tersebut.

Dalam pakeliran, sosok yang ‘modelnya’ mirip Mahfud MD itu ialah Wisanggeni. Tokoh berdarah kahyangan ini sampai dicap ‘wong edan’ karena sepak terjangnya yang gila alias tidak umum. Padahal, sejatinya ia membawa pesan-pesan Ilahi.

Bikin geger kahyangan

Ketika lahir, Wisanggeni belum cukup umur (prematur). Bayi tanpa dosa itu pun sengaja disirnakan. Tapi, atas perlindungan leluhurnya, jabang bayi tetap hidup dan tumbuh menjadi pemuda yang cerdas, pintar, berani, dan sakti tak tertandingi.

Ibunda Wisanggeni bidadari bernama Dresanala. Sedangkan ayahnya, Arjuna, kesatria Pandawa. Arjuna menikahi sang istri sebagai ‘hadiah’ dari dewa atas jasanya membersihkan kahyangan dari gerombolan raksasa pengacau.

Kemurahan hati dewa bukan saja Arjuna berhak meminang bidadari tetapi juga diizinkan tinggal di kahyangan sementara waktu. Jadi, kesatria tampan itu punya waktu untuk berbulan madu di tempat tinggalnya para dewa yang serba indah.

Tanpa sepengetahuan Arjuna, kebahagiaannya membuat Dewasrani iri bin dengki. Putra Bathara Guru itu menilai janggal ada titah marcapada tapi tinggal di kahyangan dan beristri bidadari pula. Menurutnya, Arjuna mesti segera kembali ke Amarta.

Tapi, latar belakangnya Dewasrani kecewa karena bidadari yang mengisi hatinya jatuh ke pelukan lelaki lain. Getun keduwung (menyesal) karena kalah gesit dan merasa kecolongan. Padahal Arjuna melenggang sekadar menjalani garis tangan.

Meski demikian, Dewasrani tidak menyerah. Ia merajuki ibunda, Bathari Durga, minta dinikahkan dengan Dresanala. Tidak peduli putri Bathara Brahma yang cantik nan jelita itu sudah menjadi milik orang lain dan sedang mengandung pula.

Singkat cerita, akibat ampuhnya rayuan Durga, Bathara Guru terpaksa menikahkan Dewasrani dengan Dresanala. Kemudian, Durga dengan paksa mengeluarkan bayi dari rahim Dresanala dan membuangnya ke Kawah Candradimuka.

Sanghyang Wenang melindungi sang orok sehingga tidak terbakar dan muncul dari dasar kawah menjadi pemuda tampan. Bathara Narada, paranpara kahyangan, yang menemuinya memberi nama Wisanggeni yang berarti bisa (inti)-nya api.

Dalam proses pencarian jati diri, Wisanggeni sempat membuat geger kahyangan dan semua dewa kelimpungan tak berkutik. Akhirnya lelaki ajaib itu berhasil menemukan sang ayah serta kembali menyatukannya dengan Dresanala.

Bicaranya ngoko

Wisanggeni tinggal di Kahyangan Daksinageni bersama ibunda dan kakeknya, Bathara Brahma. Meski berada dalam lingkungan dewa, pola hidup Wisanggeni sederhana. Kesukaannya berdebat dengan eyangnya dan selalu menang.

Sebagai putra Pandawa, Wisanggeni secara tak terduga kerap muncul di Amarta ketika para pepunden atau saudaranya menghadapi masalah. Ia menjadi solutor seberat apa pun persoalan. Tidak ada yang sulit di kepala dan tangannya.

Meski terbilang paling muda, semua saudaranya, baik yang seayah dengan dirinya  maupun kakak-kakak sepupunya, menyayangi dan menghormatinya. Bahkan selalu menuruti dan menaati perintahnya. Ini karena setiap omongannya benar.

Uniknya, Wisanggeni selalu bicara ngoko, tidak bisa kromo dan atau kromo inggil. Sejatinya itu simbol bahwa yang manjing (berada) dalam dirinya ‘nur’ Sanghyang Wenang, leluhur para dewa. Jadi, di hadapannya, semua di bawah derajatnya.

Eloknya, siapapun tidak merasa direndahkan meski Wisanggeni bicara ngoko. Termasuk uaknya ‘wong agung’ Raja Amarta Prabu Puntadewa. Sebaliknya, semua merasa nyaman dan beruntung serta tercerahkan setiap diwejang Wisanggeni.

Dalam satu kisahnya, Wisanggeni tiba-tiba datang ke istana Astina menemui Raja Prabu Duryudana. Ia hanya ditemani kakak sepupunya, Antasena. Tanpa basa-basi takhta Astina diminta dan akan diserahkan kepada yang berhak, Pandawa.

Duryudana beserta nayakapraja di sitinggil gemetar mendengar ucapan lantang Wisanggeni. Patih Sengkuni yang masih berupaya menenangkan diri membantah dan menegaskan bahwa takhta Astina itu seratus persen haknya Kurawa.

Dasarnya, kata Sengkuni, ayah Kurawa, Drestarastra, sebagai putra sulung yang mestinya menjadi raja setelah Kresnadwipayana turun takhta. Tapi elite Astina melanggar konstitusi karena menobatkan ayah Pandawa, Pandu, yang menjadi raja.

Wisanggeni menyuruh Sengkuni membaca konstitusi dengan teliti. Dalam paugeran turun-temurun disebutkan bahwa yang menjadi raja harus sehat jasmani dan rohani. Pertanyaannya, Drestarastra apa memenuhi persyaratan baku tersebut?

Singkat cerita, tidak ada yang menang berdebat melawan Wisanggeni. Duryudana naik pitam dan memerintahkan bala Kurawa mengerangkeng putra Arjuna tersebut. Tapi semuanya takluk dan dimasukan ke penjara.

Sang pencerah

Kepada Duryudana dan seluruh balanya, Wisanggeni menyatakan bahwa Kurawa menduduki takhta Astina itu kesalahan besar karena bukan haknya. Apalagi cara mendapatkan kekuasaan lewat jalan nista. 

Sebenarnya Wisanggeni bisa memberikan langsung takhta Astina kepada Pandawa. Namun, itu tak ingin dilakukan. Ia membiarkan kodrat yang menuntun Pandawa mendapatkan haknya dengan menyirnakan angkara murka dalam diri Kurawa.

Demikian kisah singkat Wisanggeni, sang pencerah yang membawa berkah. Setiap kemunculannya memastikan tegaknya hukum. Ia menunjukkan mana yang benar serta mana yang salah dan yang benarlah yang menang.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top