JATENG.NASDEM.ID – Pengobatan tuberkulosis (TBC) yang menyeluruh di Indonesia harus konsisten diwujudkan sebagai bagian dari upaya melindungi setiap warga negara sekaligus meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) nasional.
“Penanganan kasus TBC di tanah air harus benar-benar diperhatikan kesinambungannya, mengingat penyebaran dan dampaknya terhadap sosial dan ekonomi masyarakat yang terpapar cukup besar,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/4).
Saat ini dunia sedang menuju ‘End TB Strategy’ atau eliminasi tuberkulosis (TBC) di tahun 2030 dan Indonesia termasuk di dalamnya.
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menargetkan dalam enam tahun mendatang Indonesia harus menurunkan rata-rata kasus dari 385 per 100 ribu penduduk menjadi 65 kasus saja per 100 ribu penduduk.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2022 mencatat 10% kasus TBC dunia disumbang Indonesia (1,06 juta kasus), dengan jumlah kasus TBC resisten obat mencapai 31 ribu.
Menurut Lestari, catatan tersebut harus menjadi perhatian para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah untuk kemudian ditindaklanjuti dengan langkah yang tepat.
Pengobatan TBC, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, menuntut konsistensi hingga benar-benar sembuh, agar penderita tidak menularkan lingkungannya.
Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, juga mendorong agar peningkatan pemahaman masyarakat terkait TBC harus segera dilakukan.
Sehingga, tambah dia, upaya pemerintah di tingkat pusat dan daerah untuk mengakselerasi proses pengobatan TBC yang menyeluruh dapat direalisasikan dengan baik.
Kesadaran masyarakat untuk menjalani pengobatan TBC hingga tuntas, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, harus terus dibangun sebagai bagian dari upaya membangun layanan pengobatan TBC yang menyeluruh.
Rerie sangat berharap upaya menekan angka kasus TBC di tanah air dapat mencapai target yang ditetapkan, sehingga potensi dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat juga dapat dihindari.
Karena, tambah Rerie, di era globalisasi yang menghadirkan berbagai tantangan saat ini, sangat membutuhkan dukungan pertumbuhan di sektor sosial dan ekonomi masyarakat yang lebih baik. *