JATENG.NASDEM.ID – Penetapan Ratu Kalinyamat menjadi Pahlawan Nasional pada 10 November 2023 lalu disambut antusias oleh masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Pengusulan Ratu Kalinyamat ini pernah dilakukan sejak 2007 lalu oleh Pemerintah Kabupaten Jepara dan menemui hambatan karena keterbatasan sumber data primer.
Namun dengan inisiasi Wakil Ketua MPR RI bersama yayasan Dharma Bhakti Lestari, akhirnya tahun ini Presiden RI Joko Widodo resmi menetapkan Ratu Kalinyamat sebagai salah satu penyandang gelar Pahlawan Nasional bersama dengan 5 tokoh lain dari seluruh Indonesia.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jepara, Pratikno mengucapkan terimakasih pada Presiden Joko Widodo yang telah mengabulkan permintaan masyarakat Jepara untuk memberikan gelar pahlawan pada tokoh perempuan ini.
“Terimakasih juga pada Masyarakat Jepara yang sudah mendukung Yayasan Dharma Bhakti Lestari dalam memperjuangkan gelar Pahlawan Nasional pada Ratu Kalinyamat. Mewakili masyarakat Jepara, kami mengungucapkan terimakaih pada Ibu Lestari Moerdijat yang sudah menginisiasi perjuangan kepahlawanan tersebut,” terang Pratikno, Selasa (14/11)
Menurutnya perjuangan Lestari dan tim, para akademisi, dan pencari dokumen asli bukan hal yang mudah. Beberpaa pihak yang terlibat dalam Tim Kajian Ratu Kalinyamat ini adalah Pusat Studi Ratu Kalinyamat Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, para pakar sejarah dari Universitas Islam Negeri Banten, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Tim Pakar Ratu Kalinyamat yang diinisiasi oleh Yayasan Dharma Bakti Lestari.
Pratikno yang juga Ketua DPD NasDem Kabupaten Jepara ini juga berpesan agar para masyarakat bukan hanya bereuforia atas penganugerahan gelar pahglawan ini, namun juga meneladani semangat Ratu Kalinyamat.
“Ratu Kalinyamat adalah perempuan yang tangguh dan dahsyat di zamannya. Harapannya agar masyarakat bisa menjiwai semangat seperti beliau dan menjiwai semangat Bu Lestari dalam mengumpulkan dokumen,” tegasnya.
Penganugerahan gelar pahlawan untuk Ratu Kalinyamat ini menurutnya adalah prestasi, karena di masa lampau Jepara menjadi salah satu pusat ekonomi di Nusantara hingga memiliki bala tentara yang ditakuti Portugis.
Untuk itu Pratikno mendorong agar Sejarah Ratu Kalinyamat tak lagi dibelokkan oleh masyarakat dan pihak yang tidak bertanggung jawab sekaligus mendesak Pemerintah Daerah untuk memasukkan pendidikan sejarah Ratu Kalinyamat sebagai muatan lokal di SD atau SMP.
“Kami mendesak agar Pemerintah Daerah agar memasukkan pendidikan sejarah terutama khusus sejarah Ratu Kalinyamat ini masuk ke muatan lokal dan sisosialisasikan pada anak SD SMP agar tahu sejarah Jepara bukan hanya dari google saja,” pungkasnya.
Antusiasme masyarakat Jpeara pada penganugerahan gelar Pahlawan Nasional ini diwujudkan dalam arak-arakan dari Kecamatan Welahan hingga ke kecamatan Mantingan, Kabupaten Jepara yang turut disambut oleh siswa SD.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan tarian Kalinyamatan, Kunjungan ke Masjid Mantingan dan ziarah ke Makan Ratu Kalinyamat, kemudian ke Pendopo Kabupaten Jepara, dan ditutup dengan syukuran dengan masyarakat.