18Tube.tv is a free hosting service for porn videos. You can create your verified user account to upload porn videos to our website in several different formats. 18tube Every porn video you upload will be processed in up to 5 working days. You can also use our embed code to share our porn videos on other websites. On 18Tube.tv you’ll also find exclusive porn productions shot by ourselves. Surf around each of our categorized sex sections and choose your favorite one: amateur porn videos, anal, big ass, blonde, brunette, etc. You will also find gay and transsexual porn videos in their corresponding sections on our website. Watching porn videos is completely free!

Koalisi Pandawa

Ditulis oleh Ono Sarwono (Kader NasDem)

DALAM politik dikenal adanya koalisi, yakni kerja sama sejumlah atau beberapa partai untuk memperoleh kecukupan suara di parlemen dengan tujuan di antaranya mencalonkan pemimpin. Inilah yang sedang umyek (ramai) terjadi di negeri ini menyongsong pilpres mendatang.

Selain dibangun strategi bersama meraih kemenangan, setiap partai yang tergabung dalam koalisi juga memiliki siasat masing-masing agar mendapatkan keuntungan. Di sinilah yang kadang memunculkan friksi di antara mereka, bahkan tak terhindar terjadi bongkar-pasang keanggotaannya.

Dalam cerita wayang, koalisi politik juga terjadi menjelang Bharatayuda. Secara harfiah, ini pertempuran antarsaudara, Pandawa melawan Kurawa, tetapi makna hakiki peristiwa ini perangnya nafsu baik (keutamaan) melawan kezaliman.

Sayembara Pancala

Jauh sebelum Bharatayuda menjadi isu publik, titah waskita (pintar) Abiyasa telah mengetahui takdir jagat itu, para cucunya bakal baku bunuh di Kurusetra. Kodrat tersebut tidak bisa diubah, ikhtiarnya yang berperilaku baik memetik kemenangan.

Itulah yang dilakukan Abiyasa setelah lengser dari singgasana Astina dan kembali ke Pertapaan Ratawu di lereng Gunung Sapta Arga. Atas restu dewa,  Abiyasa menyusun skenario jalannya perang suci tersebut yang tertuang dalam Jitabsara.

Pasca ditinggal Abiyasa, yang ketika berkuasa bergelar Prabu Kresnadwipayana, Astina dipimpin putra keduanya, Pandu Dewanata, ayah Pandawa. Dalam mengendalikan tampuk pemerintahan, ia didampingi kakaknya, Drestarastra, bapaknya Kurawa.

Pandu tidak berumur panjang. Ia wafat kala berkelahi dengan koleganya, Raja Pringgondani Prabu Tremboko, yang juga meninggal dalam peristiwa tersebut. Mereka lena diadu domba Sengkuni, paman Kurawa dari garis ibu (Gendari).

Drestarastra menjadi raja ad-interim hingga Pandawa (Puntadewa, Bratasena, Permadi, Tangsen dan Pinten) dewasa. Lewat akal-ukilnya (kelicikan) Sengkuni, Kurawa berhasil merampas kekuasaan milik Pandawa. Sulungnya, Kurupati, dinobatkan menjadi raja bergelar Prabu Duryudana.

Demi mengamankan kekuasaan, Kurawa menggelar politik pembasmian Pandawa. Doktrin yang diinjeksikan Sengkuni kepada keponakannya, selama Puntadewa dan adik-adiknya masih hidup, takhta atas Astina terancam.

Abiyasa mengetahui semua yang terjadi. Saat Pandawa terusir dari istana Astina dan terlunta-lunta, ia kadang datang menghibur dengan nasihat luhur. Memotivasi cucunya itu untuk tetap istikomah di jalan kebajikan dan keutamaan.

Pada suatu ketika, Abiyasa menyuruh Pandawa mengikuti sayembara di Pancala. Siapa yang mampu mengalahkan Gandamana, berhak memboyong sekar kedaton Drupadi. Singkat cerita Pandawa menang dan Drupadi menjadi istri Puntadewa yang kelak menjadi raja Amarta.

Pernikahan itu membangun hubungan yang baik antara Pandawa (Amarta) dan Pancala. Persaudaraan kedua negara semakin kuat setelah Permadi (Arjuna) meminang putri kedua Prabu Drupada, Srikandi. Secara simbolik koalisi kedua negara kuat menyatu.

Wiratha bergabung

Anggota koalisi Pandawa bertambah dengan masuknya Wiratha. Prabu Matswapati merasa berutang budi kepada Pandawa, saat laku menyamar di negaranya, berhasil menghancurkan kudeta yang dipimpin senapatinya, Rupakenca dan Kencakarupa.

Matswapati bergabung dan bersumpah membantu Pandawa meraih kemenangan dalam Bharatayuda. Dukungan itu selain karena para putra Pandu-Kunti/Madrim berjasa, lebih daripada itu demi tegaknya kebenaran dan keadilan.

Pondasi koalisi Wiratha dengan Pandawa bertambah kukuh menyusul pernikahan putri bungsu Matswapati, Dewi Utari, dengan putra Arjuna yang lahir dari rahim Sembadra, yaitu Abimayu alias Angkawijaya, kesatria Plangkawati.

Semula, Utari berharap dimadu Arjuna. Namun, atas saran Sri Bathara Kresna, botoh Pandawa, Utari dijodohkan dengan Abimanyu, yang ketampanannya tidak jauh berbeda dengan bapaknya. Sebelumnya Abimanyu memiliki istri bernama Siti Sendari, putri Kresna.

Koalisi Pandawa-Pancala-Wiratha ini bersepakat bulat menghancurkan kezaliman dan menghadirkan kemakmuran rakyat. Selama dipimpin rezim Kurawa, Astina di ambang keterpurukan. Tatanan berbangsa rusak dan kekayaan negara diganyang para elite dengan sesukanya.

Dari satu sisi, Kurawa tampak begitu perkasa. Selain didukung seribu raja (negara) dengan puluhan ribu pasukan dan berlimpah logistik, mereka dibekingi sejumlah resi hebat, di antaranya Bhisma dan Durna. Pun juga senapati sakti mandraguna, Karna Basusena.

Itu berbeda dengan Pandawa yang hanya didukung beberapa raja dan logistik mereka pun terbatas. Namun, mereka memiliki ‘kingmaker’ Bharatayuda, Sri Bathara Kresna, kakak sepupu yang juga penguasa Dwarawati. Dengan demikian, otomatis Dwarawati bergabung pula dengan koalisi Pandawa.

Posisi Kresna begitu sentral. Dengan izin dewa, Kresna mengatur berlangsungnya Bharatayuda dengan berpihak kepada Pandawa. Ia mendapat hak prerogatif menggenggam Jitabsara, kitab ‘karya’ Abiyasa yang berisi skenario perang antarsaudara tersebut.

Semula, Kresna berupaya agar Bharatayuda batal dengan membujuk Duryudana memenuhi janjinya mengembalikan kekuasaan Astina kepada Pandawa. Tetapi karena ditolak dan kekuasaannya dipertahankan, maka perang tidak bisa dihindari.

Parikesit jadi raja Di bawah kendali Kresna, Pandawa memenangkan perang yang berlangsung delapan belas hari. Kurawa hanya menyisakan Resi Krepa,

Kartamarma, dan Aswatama, yang lolos dari maut dengan melarikan diri ke hutan.

Mereka keluar dari belantara dan bergerilya ketika Pandawa kembali ke Astina seusai memenangi perang. Keluarga Pandawa banyak yang menjadi korban. Ketiganya pada akhirnya mati diremuk Bratasena (Werkudara) dengan gada rujakpolo.

Pandawa kemudian berkonsolidasi. Setelah semuanya dalam kondisi baik, putra Abimanyu dengan Utari yang bernama Parikesit dinobatkan sebagai raja. Ia berkuasa atas negara bersatunya Astina dengan Amarta yang dinamakan Yawastina. ***

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top