18Tube.tv is a free hosting service for porn videos. You can create your verified user account to upload porn videos to our website in several different formats. 18tube Every porn video you upload will be processed in up to 5 working days. You can also use our embed code to share our porn videos on other websites. On 18Tube.tv you’ll also find exclusive porn productions shot by ourselves. Surf around each of our categorized sex sections and choose your favorite one: amateur porn videos, anal, big ass, blonde, brunette, etc. You will also find gay and transsexual porn videos in their corresponding sections on our website. Watching porn videos is completely free!

Warangka Dalem

Ono Sarwono (Kader NasDem)

HINGGA kini ada tiga bakal calon presiden (bacapres) yang akan bertarung dalam Pilpres 2024. Isu yang terus mengemuka di ruang publik saat ini, siapa bakal calon wakil presiden (bacawapres) mereka. Ketiga bacapres memang belum satu pun yang menentukan pendamping.

Perhitungannya, bacawapres yang dipilih pasti yang bisa menambal kekurangan atau menambah kekuatan meraih kemenangan. Jadi, sosoknya bukan hanya ‘ngeklik’ sebagai pasangan mengemban amanah bila terpilih nanti, tetapi juga memiliki daya besar meraup suara pemilih.

Dalam dunia wayang posisi wapres itu hampir sama dengan patih. Eksistensinya begitu penting. Ibarat raja itu keris, patih ialah warangka (sarung)-nya. Saking  strategisnya, maka patih itu disebut warangka dalem, maknanya tidak terpisahkan dengan raja.

Pandu jadi raja

Ketika Raja Astina Prabu Kresnadwipayana lengser dan mendeklarasikan putra kedua, Pandu, sebagai penerusnya, profil patih menjadi isu serius. Pandu diberi kebebasan memilih sesuai dengan nurani dan mesti ingat syarat tentang kesatria yang layak menjadi pembantunya.

Tidak lama pascapenobatan Pandu sebagai raja bergelar Prabu Pandu Dewanata, banyak kesatria manca negara melamar menjadi abdi. Ini bukan karena semata Astina itu negara besar dan makmur, tetapi Pandu magnet bagi siapa pun untuk menjadi bagian dari pemerintahannya.

Jauh sebelum naik taktha, Pandu sudah dikenal luas kepintaran dan kesaktiannya. Kualitas pribadinya tidak lepas dari darah yang mengalir dalam tubuhnya sebagai keturunan Kresnadwipayana alias Abiyasa, mantan raja berjiwa resi.

Di antara keampuhan Pandu yang tidak mungkin terlupakan kesatria sejagat kala mengalahkan Narasoma dalam sayembara Kunti di Mandura. Sebelum Pandu tiba, tidak ada peserta yang kuat menandingi krida Narasoma. Jangankan mengalahkan, ibarat menyentuhnya pun tak kuasa.

Narasoma yang tak tertandingi itu karena memiliki aji candrabirawa yang bila diwatek (dipuja) muncul buta-buta kerdil menggiriskan. Setiap buta itu dihabisi dengan sendirinya membelah sehingga jumlah bertambah. Buta-buta itu dengan ganas mengeroyok lawan hingga takluk.

Tapi, di depan Pandu, candrabirawa melempem dan hilang tanpa jejak. Narasoma terpukau dan menyatakan kalah, lalu menyerahkan Kunti. Selain itu, sebagai wujud hormatnya, adiknya yang sangat disayangi, Madrim, pun dipasrahkan kepada Pandu sebagai putri boyongan.

Para kesatria yang melamar mengabdi kepada Pandu bukan ‘kaleng-kaleng’. Rata-rata mereka muda dan gagah perkasa serta sakti mandraguna. Dari sekian banyak kesatria yang menjanjikan, Pandu memilih pemuda bernama Gandamana sebagai warangka-nya.

Gandamana ialah putra mendiang Prabu Gandabayu, penguasa Pancala. Ia adik ipar Prabu Drupada yang menggantikan mertuanya menjadi raja. Gandamana memilih menghamba kepada Pandu, padahal berpredikat putra mahkota dan berhak menjadi raja di tanah airnya.

Penuh pengabdian

Pandu membekali Gandamana berbagai ilmu kanuragan dan ajian. Maka sang patih pun sekaligus menjadi benteng negara dari gangguan dan serangan musuh. Kepercayaan yang diberikan raja disambut dengan penuh pengabdian dan dedikasi.

Setiap usaha bangsa lain yang memprovokasi dan mengusik Astina diganyang. Peristiwa semacam itu kerap terjadi dan dengan mudah diatasi sehingga lama-kelamaan tidak ada pihak yang berani mengganggu ketenteraman serta stabilitas Astina.

Selain hebat di bidang hankam, Gandamana juga pintar mengurus ekonomi. Dia berada di belakang program seksi, yakni hilirisasi untuk mendapatkan nilai tambah produk bahan mentah. Jadi, kekayaan dan sumber daya alam Astina tidak boleh lagi diekspor dalam bentuk apa adanya.

Dari macam-macam kebijakan dan program yang dijalankan, pundi-pundi negara kian bertambah banyak dan pertumbuhan ekonomi terus bergerak naik. Apalagi kepercayaan internasional kepada Astina begitu tinggi sehingga banyak pengusaha dan atau negara lain yang berinvestasi.

Berkat keberhasilan memimpin, duet Pandu-Gandamana mendunia. Kerja keras mereka mengantarkan rakyat mengenyam kemakmuran dan kesejahteraan. Astina yang sebelumnya sudah kondang menjadi semakin kuncara dan gilang gemilang.

Keelokan itu membuat tidak sedikit pemimpin negara lain tertarik belajar kepada Pandu. Satu di antaranya Raja Pringgondani Prabu Tremboko. Raja berwujud raksasa ini memosisikan diri sebagai murid. Sebaliknya, Pandu menganggapnya sebagai saudara muda.

Di sisi lain, di tengah kesibukannya mengurus dalam negeri, Pandu berdarma ikut memayu-hayuning bawana, menciptakan keadilan dan ketenteraman dunia. Pandu juga pernah membantu dewa mengembalikan kewibawaan Kahyangan dari gangguan infiltran.

Ketika itu dewa tidak ada yang mampu mengendalikan Nagapaya yang mengamuk karena keinginannya menguasai Kahyangan dihalangi. Namun, penguasa dari Negara Goabarong itu sirna di tangan Pandu yang dimintai bantuan oleh dewa.

Berakibat fatal

Seiring berjalannya waktu, Pandu terlena, tidak mengerti kalau ada orang dalam di lingkaran istana yang berhati busuk. Orang itu bernama Arya Suman yang bernafsu memecah belah kekompakan Pandu-Gandamana. Targetnya merebut takhta untuk keponakannya, Kurawa.

Pandu dan Gandamana difitnah dan diadu domba. Skenarionya berhasil, Pandu mengusir orang kepercayaannya itu dan kemudian kursi orang kedua di Astina diberikan kepada Suman yang kelak kondang bernama Sengkuni. Pandu pun akhirnya gugur karena juga mempan diadu domba dengan Tremboko.

Memetik hikmah kisah di atas, betapa strategisnya posisi patih bagi sang raja. Begitu juga dalam konteks wapres. Posisinya tidak terpisahkan dengan presiden dalam mengemban amanah. Perpecahan antara keduanya berakibat fatal.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top