JATENG.NASDEM.ID – Dalam kehidupan yang kian kompleks makin penting upaya untuk memakmurkan masjid. Dengan demikian masjid akhirnya juga bisa memakmurkan masyarakat di sekitarnya. Masjid tidak hanya tempat salat, mengaji, tetapi juga bisa punya fungsi sosial, pendidikan, dan ekonomi.
Dengan demikian masjid menjadi kian menarik bagi masyarakat. Karena punya peran yang luas bagi umat. Ibadah kepada Allah SWT terpenuhi tapi urusan dunia juga tak diabaikan. Ada keseimbangan antara hablum minallah (hubungan kepada Allah SWT) dan hablum minnanas (hubungan dengan sesama manusia).
Hal itu dikatakan anggota DPRD Kabupaten Banyumas Kak Djadjat Sudradjat ketika memberi sambutan pada peresmian Masjid Sabilul Muhtadien di RW.06 Kalisalak, Lumbir, Banyumas, beberapa hari lalu.
Kak Djadjat yang juga Ketua DPD NasDem Banyumas berharap nantinya masjid yang bagus tersebut juga harus punya perpustakaan dengan buku-buku yang bagus.
Peresmian masjid dihadiri Kepala Desa Lumbir Suwardjo, Kepala Desa Kedung Gede Sutomo Ning, Ketua RW.O6 Kalisalak Hadirin sekaligus panitia pembangunan masjid, dan beberapa tokoh masyarakat.
Ia mencontoh di beberapa masjid di kota-kota, ada banyak masjid punya perpustakaan, ada juga aula yang menjadi tempat resepsi pernikahan yang bisa mendatangkan nilai ekonomi. Di sekitar masjid juga tumbuh pedagang, sehingga umat sehabis salat bisa berbelanja termasuk kuliner.
“Agenda-agenda masjid di beberapa kota selain ceramah keagamaan juga diundang penceramah untuk bicara soal ekonomi, soal lingkungan hidup, soal hukum, dan lain-lain. Dalam soal ekonomi misalnya bagaimana menjadi pengusaha sejak dini. Tentu berusaha yang sesuai tuntunan Islam,” kata Kak Djadjat menjelaskan.
Contoh Berniaga Nabi
Legislator Banyumas ini menyebutkan sumber rujukan Nabi Muhammad SAW sebelum diberi tugas kenabian juga seorang pedagang atau berniaga. Nabi bahkan ikut berdagang sejak masih kanak-kanak, usia 12 tahun. Yakni diajak pamannya Abu Thalib berdagang ke beberapa negara, seperti Syria, Lebanon, dan Jordania.
Karena itu mestinya apa yang dilakukan Nabi Muhammad harus diteladani. Dengan meningkatnya ekonomi umat, kata Kak Djadjat, pembayar zakat dan jumlah zakatnya akan semakin meningkat. Ini akan berdampak terhadap banyaknya masyarakat yang bisa disejahterakan.
Menurut anggota dewan dari Dapil 5 Banyumas ini, semakin kuat bidang usaha umat Islam, juga akan mendatangkan banyak tenaga kerja. Pengangguran pun berkurang. Ini berarti masjid terbukti bisa memakmurkan masyarakat sekitar.
“Dengan kemakmuran umat, masjid pun akan tarawat dengan baik. Kebersihannya bisa dijaga dengan baik. Umat pun akan semakin nyaman dan betah di masjid. Citra Islam pun semakin baik. Bahwa kebersihan sebagian dari iman bukan sekedar ajaran tapi benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan,” katanya menekankan.
Gerakan Baca Buku
Mencontohkan masa kejayaan Islam Abad 7-13, Kak Djadjat menjelaskan, karena waktu itu banyak perpustakaan dibangun dengan koleksi buku-buku ilmu pengetahuan yang bagus, terutama di masa Dinasti Abbasiyah. Islam pun mengalami kejayaan dan bisa menyumbangkan ilmu yang hingga sekarang sangat dibutuhkan umat manusia, salah satunya ilmu kedokteran.
“Di tengah dunia medsos yang kerap dibombardir kabar bohong, kita umat Islam harus kembali mempelopori gerakan membaca buku. Ini bisa diawali dari perpustakaan masjid. Tentu di perpustakaan masjid harus diisi buku-buku berkualitas, yang memberi pencerahan pada pembacanya,” ujarnya.
Di akhir sambutan Kak Djadjat juga menyampaikan apresiasinya atas kekompakan masyarakat Kalisalak yang dipimpin Ketua RW 06 Hadirin, dalam waktu sembilan bulan bisa selesai membangun masjid yang menelan biaya Rp 530 juta.
“Masjid ini bukti kekompakan dan keikhlasan berinfaq masyarakat Kalisalak, Lumbir, tidak diragukan lagi. Ini bisa jadi contoh di tempat lain. Puasa Ramadan 1443 H atau 2022 pun Kalisalak sudah punya masjid yang indah dan nyaman. Selamat menjalan ibadah puasa Ramadan dengan lebih khusuk lagi,” pungkas Kak Djadjat.