JATENG.NASDEM.ID – Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo menjadi pemberitaan nasional. Hal itu menyusul pengerahan aparat kepolian untuk mengamankan pengukuran tanah yang akan dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Terjadi pro dan kontra atas rencana BPN tersebut.
Situasi Desa Wadas, Selasa kemarin, berubah memanas disebabkan terjadi penangkapan puluhan warga yang dianggap menolak pengukuran lahan tambang batu andesit atau quary untuk material pembangunan Bendungan Bener, Purworejo.
Menanggapi peristiwa tersebut, Ketua Fraksi NasDem DPRD Purworejo Kak Abdulah menjelaskan bahwa pihaknya turut prihatin. “Namun kita juga harus paham bahwa apa yang terjadi saat ini merupakan sebab akibat dari perjalanan panjang rencana pemanfaatan quary untuk proyek pembangunan Bendung Bener,” katanya, Rabu (9/2).
Ketua Komisi IV DPRD Purworejo yang aktif mendampingi warga untuk mendapatkan ganti rugi yang layak ini mengatakan bahwa pro kontra dalam menyikapi sesuatu merupakan hal biasa.
Ia juga menghormati perbedaan pendapat masyarakat antara yang menyatakan setuju atau menolak pembangunan proyek strategis nasional tersebut.
“Pro Kontra adalah hal biasa dan saya sangat menghormati perbedaan pendapat warga Wadas baik yang pro maupun kontra sepanjang dilakukan dengan cara yang benar dan tidak saling mengganggu apalagi mengancam,” Kak Amdullah menekankan.
Ia menilai masalah yang terjadi selama ini merupakan perbedaan pendapat di Desa Wadas yang sudah tidak sehat dan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Warga yang menyatakan menerima merasa terintimidasi baik secara fisik maupun mental.
“Diantaranya harta benda mereka dirusak, contohnya pohon ditebangi dan mereka dikucilkan, bahkan kalau ada warga yang sakit atau meninggal tak dijenguk atau ditakziahi. Antar tetangga saling curiga dan saling benci sehingga ada beberapa warga Wadas yang pro mengungsi keluar desa karena tak tahan dengan kondisi di sana,” Kak Abdullah menjelaskan.
Ia berharap segala persoalan yang terjadi di Desa Wadas segera selesai dan kehidupan di Desa Wadas kembali hidup normal.
“Kita ingin kehidupan warga Wadas kembali normal dan semoga dengan peristiwa yang terjadi saat ini menjadi hikmah untuk kita semua dan warga rukun serta damai kembali. Usir para provokator dan lakukan rekonsiliasi dan ciptakan kedamaian serta ketenteraman di tengah masyarakat,” pungkasnya.