JATENG.NASDEM.ID – Lonjakan kasus Covid-19 diiringi banyaknya tenaga kesehatan yang tumbang membuat situasi krisis penanganan pandemi. Berbagai langkah telah ditempuh pemerintah, misalnya dengan merekrut dokter dan perawat yang baru menyelesaikan pendidikan.
Di tengah kondisi kurangnya tenaga kesehatan hingga relawan penanganan Covid-19 seharusnyabmembuka mata mahasiswa untuk ikut ambil peran dan tanggungjawab mengatasi kondisi wabah yang kian memburuk di tengah masyarakat.
Hal itu disampaikan Ketua Liga Mahasiswa Nasional Muchamad Solechan. “Mahasiswa yang masih berjuang menempuh pendidikan harus memiliki tanggung jawab sosial untuk mengambil peran,” katanya, Kamis (15/7).
Ia menegaskan, sudah bukan saatnya mahasiswa hanya berkutat dengan tugas kuliah atau disibukan dengan menonton film saja. “Sangat disayangkan, jika mahasiswa yang merupakan agen perubahan dan pengontrol kehidupan sosial menutup mata dengan dampak yang ditimbulkan oleh pendemi ini,” katanya.
Ia menjelaskan ada beberapa mahasiswa yang mengambil posisi kontra alias mengkritik pemerintah. Namun, katanya, saat ini yang paling diperlukan adalah aksi nyata mahasiswa, minimal untuk msayarakat yang tinggal di sekitarnya.
“Langkah awal yaitu menjadi warga yang kreatif dan pemimpin. Mahasiswa dapat berkesempatan melakukan tindakan pencegahan penularan virus tersebut terhadap diri sendiri, keluarga, serta lingkungan tempat tinggalnya dengan tetap di rumah saja dan keluar apabila memang adanya kepentingan yang mendesak. Karena kaum intelektual seharusnya dapat memberi contoh yang baik,” ujar pria berkacamata ini.
Ia mengatakan ketimbang sibuk mengkritik pemerintah dan menimbuklan kegaduhan di tengah pandemi, lebih baik melakukan aksi nyata untuk masyarakat.
“Mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial untuk membuat gerakan bersama mahasiswa satu Universitas atau seluruh Indonesia. Mahasiswa dapat mengajak masyarakat melalui media online untuk mematuhi protokol kesehatan dan menjaga jarak fisik serta dapat menggalang donasi yang ditujukan kepada yang membutuhkan di tengah pandemi,” katanya.
Gerakan galang dana atau donasi ini, menurut Kak Solechan, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan platform seperti kitabisa.com kini juga memudahkan masyarakat sebagai sarana berdonasi.
Nantinya donasi tersebut dapat disalurkan dalam bentuk bantuan uang untuk kebutuhan pengobatan, berbagai kebutuhan pasien Covid-19, pembelian obat atau multivitamin, bahkan APD sekalipun.
“Selain itu, mahasiswa dapat melakukan gerakan sosial dengan terjun langsung menjadi relawan satgas Covid-19. Mahasiswa dapat pula menjadi relawan dengan menyalurkan bantuan logistik makanan bergizi, vitamin, masker dan lain sebagainya. Dengan begitu segala elemen yang ada saling bahu-membahu untuk menyudahi penyebaran Covid-19,” katanya.
Di masa krisis, mahasiswa justru harus lebih menunjukkan nilai-nilai Tri Dharma perguruan tinggi, salah satunya adalah pengabdian masyarakat. Jangan menunggu hingga KKN kelak, jika sekarang mahasiswa sudah bisa bergerak.