JATENG.NASDEM.ID – NasDem Kota Pekalongan optimistis bisa meningkatkan perolehan kursi DPRD dalam Pileg 2024, bahkan ditargetkan bisa membentuk fraksi sendiri.
‘’Kita sedang merapatkan barisan untuk menuju ke arah sana, Insyaalah ada tambahan kursi. Harapannya bertambah secara signifikan, sehingga bisa membuat fraksi sendiri,’’ ujar Anggota DPRD Kota Pekalongan Isnaini Rahullah Kumaini dalam perbincangan, Kamis (6/5) malam.
Satu-satunya anggota dewan dari NasDem itu menambahkan, meskipun Pekolangan dikenal sebagai kota santri, wilayah yang sangat religius, tetapi justru partai politik berhaluan nasionalisme lebih mendapatkan tempat sejajar dengan partai yang bergaris Islam.
“Pola persebaran suara di Pekalongan ini sebenarnya sudah bisa ditebak, karena para pemilih sudah terbagi dalam dua kelompok besar halauan yaitu nasionalis dan Islam,’’ katanya.
Sosok yang akrab disapa Kak Is itu menjelaskan pola pendukung antara partai nasionalis dan Islam sudah benderang. ‘’Pada Pileg 2019 lalu partai nasionalis meraup 18 kursi sedangkan partai berhaluan Islam kebagian 17. Pada Pileg 2014, partai nasional meraup 17 sedangkan Islam 13,’’ katanya.
Mendasarkan pada data suara 2014 dan 2019 itu, NasDem Kota Pekalongan sudah memiliki peta perseberan suara, bahkan sudah sampai pada inventarisasi person in charge yang dapat diminta tolong untuk menyebarkan kabar baik atas partai anti-mahar ini.
Perlu diketahui pada Pileg 2019, tiga partai nasionalis menambah masing-masing satu kursi. PDIP dari empat menjadi lima, NasDem dan Hanura dari tidak punya menjadi kebagian satu anggota.
Gerindra harus merelakan satu kursinya lenyap, dari empat anggota di 2014, tinggal tersisa tiga kursi pasa Pileg 2019. Partai Demokrat yang meraih satu kursi pada 2014 harus rela meninggalkan DPRD pada Pileg 2019.
Pada Pileg 2019, di Kota Pekalongan terjadi penambahan lima kursi yang diperebutkan, dari semula hanya 30 anggota pada Pileg 2014 menjadi 35 kursi. Tambahan kursi itu disedot oleh PKB sebanyak empat buah dan satu kursi jatuh kepada partai nasionalis.
Kak Is mengatakan kuncinya adalah pada pola mutasi pilihan itu tidak antar kotak. Pemilih yang berhaluan nasionalis yang akan bermain di kotak itu, tidak menyeberang ke kotak lain, demikian pula halnya para pemilih Partai Islam.
‘’Pola permainan ini justru memudahkan NasDem untuk menyusun strategi tempur. Karena medan yang akan dihadapi sudah terang benderang,’’ katanya penuh semangat.
Srategi untuk mempengaruhi calon pemilih, ia menambahkan, dengan perbuatan kasih supaya jaringan lebih menguat, ‘’Kita tidak bicara soal ideologi, itu masyarakat di sini sudah sangat paham. Pemilih akan kesengsem dengan apa yang telah kita lakukan untuk mereka, jadi jangan banyak bicara, berbuat sebanyak mungkin kebaikan, kalau tidak menetaskan suara, insyaalah menjadi jalan lapang menuju surga,’’ ujarnya berfilosofi.
Kakak Is adalah wajah baru dalam jagat politik Pekalongan, sebelumnya bertekun di dunia usaha. Maju dari Dapil Pekalongan Utara berhasil mendulang suara terbanyak mencapai 2.977. Namun dalam penentuan caleg yang lolos ke gedung wakil rakyat, ia ada di posisi kursi ke lima lantaran suara total Partai Nasdem masih kalah dengan Golkar, PDIP, PKB, dan PAN.