JAKARTA, (20 Januari): Partai NasDem besutan Surya Paloh dikenal cepat ‘mencuri’ start dalam memberikan dukungan kepada Calon Kepala Daerah yang dinilai memiliki potensi dan integritas contoh saja Ridwan Kamil di Pemilukada Jawa Barat. NasDem sudah memberi dukungan kepada pria yang kerap disapa dengan Kang Emil ini sejak Maret tahun lalu. Begitu juga dengan Presiden Jokowi yang di Rakernas IV Partai NasDem lalu mendapat dukungan untuk maju lagi di Pilpres tahun 2019 mendatang.
Di tengah-tengah gejolak partai lain yang sangat rigid dengan aturan dan pertimbangan untuk memberi dukungan kepada calon pemimpin yang notabene akan melayani masyarakat ternyata Partai Pengamal Politik Tanpa Mahar ini memiliki Jawabannya. Dalam beberapa Pilkada bahkan NasDem juga rela tidak memilih kadernya untuk bertarung memperebutkan kekuasaan baik di tingkat lokal bahkan nasional.
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menjelaskan cita-cita apa sebenarnya yang ingin dicapai oleh Partai Penggagas Restorasi Indonesia ini. Partai NasDem, menurut Willy ingin memberikan kepastian kepada calon-calon yang memiliki kualitas untuk maju pada Pemilihan Umum. Menurutnya selama ini demokrasi Indonesia sangat liberal bahkan banyak calon digantung, diolah tanpa adanya kepastian. NasDem, tegas Willy, tidak ingin seperti itu.
“Kita ini ingin mentransformasi praktik politik yang gelap menjadi praktik politik yang transparan dan demokratis. NasDem itu tanpa mahar tanpa syarat. Kenapa kita cepat memutuskan calon? Karena kita tidak ingin ada itu tadi (mahar politik),” ujar Willy
Willy melanjutkan, Partai NasDem juga ingin memutus rantai korupsi yang saat ini masih merajalela di Indonesia dari hulunya. Sebab menurut Willy, masih banyak Partai Politik yang memberi dukungan kepada calon kepala daerah namun memalak bak perompak. Partai NasDem menurut Willy ingin membawa gerakan perubahan restorasi Indonesia.
“Pak Surya (Ketua Umum Partai NasDem) mau beradab pada restorasi itu yang kita remote sebanyak mungkin. Dengan apa? Dengan keputusannya tidak minta mahar, melayani dengan totalitas,” terang Willy.
Terkait kandidat yang diusung oleh partai NasDem namun banyak yang bukan berasal dari kadernya, Willy Aditya menanggapi santai hal itu, menurutnya Partai Politik harus bersikap terbuka dan dapat dijangkau semua kalangan, dan harus bisa mempromosikan putra-putri terbaik. NasDem mendahulukan kepantingan bangsa dan tidak serta merta ngotot untuk memajukan kadernya sendiri.
“NasDem punya kader, tapi ini hukumnya elektoral. Kalau hanya hawa nafsu atau karena eksitensi bisa saja. Tapi kan kita nggak begitu. NasDem ingin mempersembahkan putra-putri terbaik untuk daerah. Jadi itu yang kita letakan,” jelas Willy
Lebih jauh Willy melanjutkan, Partai NasDem juga tidak pernah mengintervensi kepada calon-calon kepala daerah dalam menentukan siapa yang harus dipilih menjadi pendampingnya, seperti halnya Khofifah Indar Parawansa di Jawa Timur dan Ridwan Kamil di Jawa Barat. Pun demikian dengan Jokowi di tahun 2019 mendatang. Partai NasDem lanjut Willy, akan ikut dengan keputusan yang diambil oleh Jokowi saja.
“Rakyat dan partai jangan dipaksa-paksa. Biarkan itu terjadi secara alamiah. Kita tidak minta wakil. Kita tidak bisa kawin paksa, tidak bisa seperti Siti Nurbaya. Ini barang,” pungkas Willy.(*)
SUMBER: https://www.partainasdem.id/read/4011/2018/01/20/nasdem-kokoh-jalani-restorasi-indonesia-di-setiap-pemilu