JATENG.NASDEM.ID – Pemilu sebagai bagian dari sistem demokrasi tiap 5 tahun sekali kerap kali menimbulkan berbagai polarisasi antar warga negara. Untuk itu, semua pihak perlu untuk segera bersatu kembali demi kepentingan bersama.
“Pemilu merupakan konsekuensi dari sistem demokrasi 5 tahunan sebagai bentuk pesta demokrasi. Setelah pemilu sudah usai semestinya masyarakat harus kembali pada nilai pemersatu bangsa yakni empat pilar kebangsaan,” terang Wakil ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar pada Minggu (10/3) di Jepara.
Dalam acara yang diikuti oleh setidaknya 100 orang mahasiswa ini , Lestari menegaskan bahwa sudah saatnya mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat untuk turut mendorong terciptanya persatuan bangsa pasca-Pemilu.
“Mahasiswa sebagai generasi masa depan bangsa harus menjadi garda terdepan untuk mengawal persatuan,” tegas Lestari.
Rerie, panggilan akrab Lestari, mengatakan bahwa mahasiswa sebagai kaum terpelajar harus melihat Pemilu sebagai suatu proses demokratis untuk memperkuat persatuan bangsa, bukan malah sebagai alat pemecah belah bangsa.
Perbedaan pilihan merupakan suatu hal yang wajar, namun sikap kesatria dan semangat persatuan harus dijunjung tinggi oleh semua elemen bangsa.
Untuk itu, setelah Pemilu para calon terpilih memiliki tanggung jawab untuk kembali mempersatukan visi misi bersama demi kesejahteraan masyarakat. Hal ini perlu dilakukan sebagai wujud menumbuhkan solidaritas antar-warga negara.
Selain para calon terpilih, masyarakat juga harus berperan aktif dengan cara menghormati hasil pemilu sebagai konsekuensi logis dari sebuah proses demokrasi.
Dengan memprioritaskan persatuan bangsa setelah pemilu, sebuah negara dapat mengatasi perbedaan dan menciptakan fondasi yang kuat untuk kemajuan bersama. Ini bukan hanya tanggung jawab para pemimpin, tetapi juga tugas setiap warga negara untuk menjaga dan memperkuat keutuhan bangsa.