JATENG.NASDEM.ID – Arlinda merupakan perempuan Minangkabau kelahiran Palembang 60 tahun lalu. Menyelesaikan pendidikan S1 di Institut Pertanian Bogor jurusan Agribisnis tahun 1985 dan S2 mendapat Scholarships di University of Colorado at Boulder, Amerika Serikat, pada tahun 1993.
Dengan mengantongi gelar Master of Arts in Economics, Arlinda kemudian berkarier selama 37 tahun di Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Tahun lalu, jabatannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun lalu diketahui telah berakhir. Kini Arlinda kini mantab untuk terjun ke dunia politik.
Berbagai jabatan penting pernah diamanahkan kepada Arlinda selama sebagai ASN di antaranya adalah Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan RI, Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional, Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Perdagangan Jasa, Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Kebijakan Perdagangan Luar Negeri dan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, dan Anggota Dewan Direktur Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Selanjutnya Arlinda juga diamanahi jabatan berupa Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS), Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Kemendag, Kepala Pusat Harmonisasi Kebijakan Perdagangan, Direktur Impor Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Ketua Tim Nasional Paket Deregulasi Bidang Perdagangan, serta pernah pula penempatan di luar negeri selama hampir empat tahun sebagai Atase Perdagangan di Washington DC, Amerika Serikat.
Dengan jabatan tertinggi terakhir sebagai ASN yaitu Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Arlinda mengaku selama ini banyak berkecimpung di bidang perdagangan luar negeri, hubungan internasional, serta pengembangan ekspor nasional selama 37 tahun.
“Perjalanan di ASN saya memberikan saya gambaran, bahwa saya harus ikut mempunyai peran dan andil sekecil apapun dalam pembangunan negara ini secara komprehensif, saya harus ikut menata dan terlibat setiap saat dalam pergerakan bangsa ini kearah yang lebih baik, oleh karenanya walaupun awalnya saya tidak ada keinginan, namun saya merasa terpanggil untuk harus berada di dalam lingkaran legislatif yang memiliki kewenangan untuk menata negara ini lebih baik lagi,” ungkapnya.
“Negara ini tidak dalam keadaan baik-baik saja, oleh karenanya diperlukan figur dan karakter anggota legislatif yang mempunyai wawasan luas, kemampuan, keahlian serta kompentensi yang mumpuni yang dimiliki sesuai bidangnya masing-masing,” lanjut Arlinda.
Dari berbagai tawaran yang datang padanya, Arlinda yakin untuk memilih Partai NasDem karena partai ini merupakan yang pertama kali berani mengusung Putra Bangsa yang terbaik Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden kala itu.
Ia menilai, Anies merupakan sosok yang cerdas, berani, berakhlaq, dapat sebagai penyambung lidah aspirasi masyarakat, insya Allah amanah dan jujur. ‘Paket lengkap’ inilah yang jarang ditemui dari para pemimpin selama ini. Di matanya, Anies merupakan Putra Bangsa yang terbaik dengan gagasan perubahannya.
NasDem yang menerapkan politik antimahar dinilai berbeda dengan partai lain. Menurut Arlinda ini adalah pola pikir yang harus dimiliki oleh semua partai sebagai organisasi yang mewakili aspirasi oleh rakyat.
Terlebih dalam perjalannya berkarier, Arlinda murni mengandalkan kapasitas serta kerja keras. Sehingga gagasan politik antimahar menurutnya sangat relevan untuk ia jadikan alasan memilih Partai NasDem.
Polapikir antimahar ini akan makin baik jika diterapkan oleh para pemimpin atau elit partai dan dapat menjadi pedoman bagi seluruh pengurus dan kader sehingga dapat diikuti oleh masyarakat secara luas.
Tak heran, selain Anies baswedan, sosok Surya Paloh menjadi inspirasi dan alasan Arlinda mantab untuk memilih Partai NasDem sebagai tempat berproses.
Diniatkan sebagai Ibadah
37 tahun di pegawai negeri dan merasakan asam garamnya membuat Arlinda merasa ada yang harus diperbaiki dari bangsa ini.
Ke depan harus ada pemimpin yang baik, jujur dan benar-benar memberikan keadilan untuk bangsa ini agar merdeka secara utuh.
Dengan bergabung di Partai NasDem, Arlinda yang juga pernah bertugas di Kantor Wilayah Kementerian Perdagangan Jawa Tengah selama 5 tahun ini ingin memberikan manfaat dari pengetahuan dan keahliannya di bidang perdagangan serta ekspor impor nasional.
“Ini menjadi satu amalan saya sebagai amal jariyah saya di akhir perjalanan hidup saya, itu juga yang membuat kenapa saya harus bergabung di partai yang memberikan kebaikan dan perubahan untuk bangsa ini,” ungkapnya haru.
Ia menegaskan bahwa keberaniannya untuk bergabung ini diniatkan sebagai ibadah di akhir perjalanan hidupnya, agar bisa memberikan manfaat untuk banyak orang dengan gagasan dan knowledge yang ia miliki.
“Di akhir perjalanan hidup saya, saya ingin bermanfaat buat orang banyak, dan insya Allah ini menjadi amal jariyah, semoga dicatat olehNya. Jika Allah mengizinkan menjadi anggota DPR RI mungkin banyak ide gagasan yang dapat disampaikan dan dilakukan untuk mengubah bangsa ini menjadi lebih baik, begitupun sebaliknya. Apapun Keputusan yang Allah berikan, itulah jalan terbaik yang Allah berikan kepada saya” ungkap Arlinda dengan sedikit menghela nafas panjang.
Mengakhiri masa pensiun bukan berarti mengakhiri kegiatan yang dimilikinya. Mengakhiri masa pensiun bagi Arlinda adalah berbuat yang terbaik dengan memberikan bakti yang lebih besar bagi bangsa, agar apa yang dimilikinya dapat bermanfaat untuk masyarakat banyak.
Untuk itu Arlinda berharap agar masyarakat mampu memilih calon pemimpin yang benar-benar cerdas, memiliki kapasitas dan niat baik untuk memperbaiki dan membawa perubahan untuk bangsa ini.
“Pilihlah orang yang mampu dan punya kapasitas pengetahuan yang mumpuni serta mampu membawa aspirasi anda sebagai masyarakat. Ini tidak semudah membalikkan tangan, namun jika proses ini diniati dengan baik maka Allah akan catat, insya Allah bisa terealisir” pungkas Arlinda.
Pada Pemilu 2024 ini Arlinda tercatat sebagai Calon Angota DPR-RI dari Partai NasDem nomur urut 4, Dapil Jawa Tengah I yang meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Kendal.
