JATENG.NASDEM.ID – Kembali ke desa untuk membangun desa (bali ndeso mbangun deso), sebuah gerakan yang populer bagi masyarakat Jawa.
Gerakan ini merupakan upaya untuk memberdayakan kemampuan masyarakat untuk membangun desa.
Gerakan inilah yang diharapkan dari para mahasiswa Kabupaten Jepara yang kini tersebar di berbagai perguruan tinggi di luar daerah.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Liga Mahasiswa NasDem Jepara Abdul Rois Reza dalam Seminar Kedaerahan Keluarga Jepara Yogyakarta di Yayasan Al Azhar Yogyakarta pada Minggu (26/6) lalu.
“Dalam dua tahun terakhir ini Jepara fluktuatif dalam masalah pembangunan dengan sosial dan ekonomi karena pandemi. Untuk budaya timur sudah terkikis terkait dengan sosial dan ekonomi,” terang Rois memaparkan kondisi Jepara.
Sekitar 70 orang mahasiswa asal Jepara yang hadir dalam kesempatan tersebut diajak untuk menyelami isu daerah. Lebih dari itu, mereka diminta untuk memiliki peran di daerah pada saat ‘balik kampung’ nanti.
Rois menekankan bahwa sebagai kaum intelektual, para mahasiswa Jepara ini harus melakukan pengawalan terkait berbagai kebijakan daerah serta isu sosial yang tengah terjadi. Miris, jika kaum intelektual yang mengenyam pendidikan tinggi terkesan apatis dengan isu kedaerahan.
“Untuk mahasiswa, saya berpesan jika pulang ke rumah nalar idealis dan kritisnya jangan sampai luntur. Faktor pembangunan juga ditentukan oleh masyarakat termasuk mahasiswa yang bisa menyalurkan aspirasi lewat audiensi,” pesannya.
Ia berharap, lewat organisasi daerah ini para mahasiswa Jepara memiliki wadah untuk terus mengawal isu daerah serta menciptakan peluang-peluang baru saat pualng ke kampung halamannya dan memberikan kontribusi nyata.
Sementara itu, Dosen Hubungan Internasional UPN Yogyakarta Anik Yuniarti menegaskan perlu upaya kuat untuk mempertahankan identitas jepara Sebagai Kota Ukir.
“Memasukkan seni ukir sebagai bagian dari kurikulum di sekolah menengah (ekstrakulikuler), pelatihan manajemen dan pemasaran, dukungan modal atau investasi untuk penunjang usaha dan lain sebagainya bisa menjadi cara untuk mempertahankan kebudayaan yang ada di Jepara dan harus kita usahakan sama-sama,” tegasnya.
Ketua Panitia yaitu M. Bagus Ardiansyah. Ia mengatakan bahwa acara ini juga merupakan forum silaturahmi terlebih hampir tiga tahun lamanya tidak ada forum serupa akibat Covid-19.