JATENG.NASDEM.ID – Masyarakat Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang baru saja bersuka cita menyambut adanya Gelar Budaya Wanurejo yang digelar pada Minggu (29/5) siang.
Festival yang sempat ‘libur’ selama dua tahun tahun akibat pandemi ini kembali hadir mengobati kerinduan masyarakat akan megahnya budaya masyarakat. Diikuti oleh sembilan dusun di Desa Wanurejo, masing-masing dusun menampilkan budaya khas Jawa serta boneka raksasa berwujud tokoh pewayangan.
Ketua Bidang Pariwisata dan Industri Kreatif DPW NasDem Jawa Tengah, Maladi, mengungkapkan bahwa tanggapan positif masyarakat terhadap festival ini merupakan sinyal positif pada geliat ekonomi dan budaya masyarakat Kabupaten Magelang.
“Luar biasa tanggapan masyarakatnya mencapai puluhan ribu orang yang hadir. Sebelumnya rutin diadakan, namun karena faktor pandemi ini kan vakum dan baru diadakan kali ini,” terang Maladi saat dihubungi.
Maladi tak hanya Anggota DPRD Kabupaten Magelang, namun juga pegiat wisata Borobudur yang tak lelah untuk terus berinovasi dan mendorong pengembangan di kawasan wisata bertaraf internasional tersebut.
Antusiasme masyarakat dalam festival ini diharapkan sebagai sinyal positif pariwisata Kawasan Borobudur yang selama dua tahun ini bisa terbilang lesu.
“Saat ini sudah menggeliat hidup, sudah dua tahun lockdown hingga dibukanya pembebasan ini sudah mulai UMKM dan industri kecil sudah mulai hidup,” terang Maladi.
Dalam hal ini, NasDem juga memberikan dampak positif pada wisata Kecamatan Borobudur ini. Menurutnya, forum Rakerda dan workshop dari Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif beberapa waktu lalu juga menambah semangat para pelaku wisata dan UMKM di sekutarnya.
“Liburan juga berdampak pada peningkatan. Inshaallah dalam waktu dekat Borobudur gumregah bangkit,” harapnya.
Mengangkat Potensi Lokal

Adanya festival ini diharapkan turut mengangkat potensi lokal masyarakat serta ajang promosi wisata yang efektif untuk menarik wisatawan dalam maupun luar negeri.
“Kawasan dan kabupaten dan pelaku potensi budaya wilayah ini harus ditumbuhkembangkan, semua unsur pemangku kebijakan ini harus ambil peran,” terangnya.
Ia menilai bahwa dengan menurunnya angka Covid-19, memberikan dampak positif bagi wisata di Candi Borobudur meskipun wisatawan hanya diperbolehkan berkunjung hingga pelataran saja.
“Ekonomi di Borobudur sudah membaik, harapannya para wisatawan Borobudur bisa naik candi karena itu yang menjadi daya tarik dan magnet utamanya. Pembatasan mungkin ada, namun pembatasan ini perlu dikaji kembali,” terangnya.
Namun begitu, dengan adanya kirab budaya Wanureja yang mengangkat tema tokoh pewayangan ini diharapkan menjadi edukasi publik bahwa Wanureja dan Borobudur pada umumnya memiliki potensi dalang yang tak kalah potensial.
“Kebetulan dari leluhur desa di sana ada dalang dulunya, ini pesta gelar budaya ini menampilkan masing-masing dusun ada unsur penghargaan pentas terbaik untuk tali asih,” pungkasnya.