JATENG.NASDEM.ID – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin bakal mewajibkan vaksinasi HPV bagi perempuan di Indonesia. Disebutkan bahwa vaksinasi ini merupakan program pemerintah dan dipastikan gratis.
Ketua Bidang perempuan dan Anak DPP Partai NasDem Amelia Anggraini menanggapi positif pernyataan Menkes Budi dan menyebutkannya sebagai angin segar bagi perempuan di Indonesia.
“Saya sangat mengapresiasi dengan langkah pemerintah mewajibkan dan menggratiskan vaksin kanker serviks. Ini sudah menjadi momok dari perempuan di Indonesia dimana data menyebutkan 36.633 kasus baru kanker serviks tahun 2020 dengan angka kematian mencapai 21.001 perempuan,” ujar Amelia, Kamis (21/4).
Sekretaris DPW NasDem Jawa Tengah itu menegaskan bahwa program vaksinasi ini merupakan pengembangan dan inisiasi dari tahun 2016. Sikap Kemenkes untuk menberikan vaksinasi secara gratis ini juga perlu didukung mengingat kasusnya yang tak sedikit.
Vaksin merupakan Langkah preventif yang paling ampuh dalam menekan kanker serviks dari pada metode lainnya. Namun begitu, anggota DPR RI periode 2014-2019 ini menegaskan bahwa program ini harus diatur secara ketat regulasi penerapannya
“Vaksin ini kan untuk anak-anak, kita mendorong pemerintah mempunyai aturan yang jelas dan skema untuk perempuan remaja dan dewasa jika ingin melakukan vaksin. Karena potensi kanker serviks juga kan tetap ada di perempuan remaja dan dewasa,” Amelia menekankan.
Tak hanya itu, pemerintah juga perlu memikirkan harga vaksin agar tidak membebani masyarakat yang tidak termasuk dalam target sasaran vaksin gratis ini mengingat harga vaksin HPV yang tak murah.
Utamakan Langkah Preventif
Amelia mengatakan kanker serviks ini dapat menyerang para perempuan yang telah berhubungan seksual. Meski hal ini bisa dicegah dengan perilaku seksual yang baik, tetapi tindakan preventif yang lebih menyeluruh dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kanker serviks.
Kanker serviks merupakan kanker dengan jumlah banyak kedua yang diderita perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Tiap tahunnya, angka kanker serviks di Tanah Air dapat mencapai 14 ribu kasus dan lebih dari 7 ribu penderitanya meninggal dunia.
Sementara itu prevalensi dalam lima tahun sebesar 64,9 persen kasus. Angka ini setara dengan satu perempuan meninggal akibat kanker rahim ini. Angka ini tentu menjadi keprihatinan bersama terkait dengan kesehatan perempuan di Indonesia.
Seperti penyakit lainnya, kanker serviks ini bisa dicegah dan diobati. Namun begitu, mencegah penyakit ini dengan vaksinasi Human papilloma virus (HPV) ini merupakan langkah awal yang dapat dilakukan. Deteksi dini juga sangat disarankan oleh para praktisi kesehatan kepada para perempuan.
Untuk itu, perlu kesadaran bersama untuk mencegah terjadinya kanker serviks ini sejak dini. “Membangkitkan kesadaran terhadap kanker serviks dan payudara bukan hanya tugas salah satu instansi saja. Tapi juga kesadaran kita semua. Kita harus kolaborasi dengan berbagai macam instansi, swasta, hingga stake holder lainnya dalam rangka mengkampanyekan kesadaran terhadap kanker,” ia menegaskan.
Ia berharap para perempuan mampu terlindungi dari kanker serviks dengan adanya vaksinasi ini yang diikuti dengan menurunnya angka kematian perempuan akibat kanker serviks. Bukan hanya itu, Kak Amelia juga berharap vaksin serupa juga dapat segera ditemukan untuk jenis-jenis kanker lainnya.
