JATENG.NASDEM.ID – Minyak goreng di pasaran dan di toko-toko perumahan masih menjadi perburuan masyarakat. Pasalnya, ketersediaan minyak goreng dalam beberapa bulan terakhir tidak bisa memenuhi kebutuhan sehingga menjadi barang susah didapatkan saat ini.
Salah satu pedagang angkringan di Jl Soetomo, Rembang Kota bernama Lilik saat ditemui jateng.nasdem.id, Jumat (11/3), mengatakan masih kesulitan mendapatkan minyak goreng baik curah ataupun kemasan.
Mengingat mata pencaharian dagang gorengan, Lilik harus benar-benar memburu minyak goreng di pasar hingga dari toko ke toko. Bahkan, dengan harga yang tinggi pun terpaksa harus dibeli. “Saat ini minyak goreng masih langka harus mencari dari toko ke toko,” katanya
Melihat kondisi tersebut, Ketua Gerakan Massa Buruh (Gemuruh) NasDem Rembang kak M. Imdadul Ashlach ikut merasakan persoalan yang tengah ramai dihadapi masyarakat saat ini, yaitu kelangkaan minyak goreng.
Ia juga menyoroti mengenai Upah Minimum Regional (UMR) dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Rembang yang tergolong rendah.
“Kelangkaan minyak goreng dan UMR/UMK kabupaten Rembang yang tergolong rendah, kami harapkan pemerintah benar-benar bisa menyejahterakan rakyat,” katanya.
Menurutnya, dengan adanya pabrik-pabrik yang sudah banyak berdiri di Kabupaten Rembang seharusnya UMK bisa naik karena hal itu mencerminkan perekonomian tergolong berjalan baik di Rembang.
Kak Imdadul prihatin dengan situasi perekonomian masyarakat yang mulai bangkit dari dampak Covid-19, tetapi kemudian dihadapkan harga kebutuhan sehari-hari yang meningkat, seperti langkanya minyak goreng.
“Saya meminta kepada pihak terkait agar segera bertindak menyikapi permasalahan ini dengan mengawasi proses pendistribusian dari produsen ke konsumen. Jangan sampai ada pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan situasi seperti ini mengambil kesempatan dalam kesempitan,” ia menegaskan.
Dengan kondisi seperti ini, Kak Imdadul mengharapkan masyarakat agar tidak memanfaatkan situasi dan berharap kondisi bisa normal kembali apalagi sebentar lagi menyambut bulan suci Ramadan. (NJ28)