JATENG.NASDEM.ID – Pemerintah tidak memberlakukan aturan khusus menghadapi libur panjang akhir pekan ini. Masyarakat diharapkan kemandiriannya untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan belajar dari pengalaman dalam menyikapi masa liburan.
“Libur panjang hingga Senin (28/2) ini bisa dikatakan sebagai satu ujian kedisipilinan masyarakat dalam menjalani kenormalan baru di masa liburan,” kata Wakil Ketua MPR RI, Kak Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/2).
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Rabu (23/2) mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati dalam beraktivitas. Sebab, kata dia, kondisi kasus Covid-19 saat ini masih cukup tinggi. Diakuinya, Pemerintah tidak menerapkan kebijakan khusus di masa liburan akhir pekan ini, tergantung pada status PPKM di setiap daerah.
Dengan kebijakan tersebut, menurut Lestari, langkah pengendalian Covid-19 di masa libur akhir pekan ini sepenuhnya bergantung pada kedisiplinan masyarakat dan para pemangku kepentingan di daerah masing-masing.
Berdasarkan pengalaman, ujar Kak Rerie, sapaan akrab Kak Lestari, dua pekan setelah masa liburan dampak penyebaran Covid-19 baru terlihat.
Kak Rerie, sangat berharap masyarakat dan para pemangku kepentingan di setiap daerah mampu menunjukkan kedisiplinan dan kecepatan dalam mengantisipasi penyebaran kasus positif Covid-19 yang muncul.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu juga mengingatkan agar kelompok rentan seperti lansia, orang dengan komorbid dan belum mendapat vaksin mendapat perhatian khusus untuk mencegah pertambahan angka kematian akibat paparan Covid-19.
Kak Rerie menilai, pengendalian Covid-19 di masa libur panjang akhir pekan ini seperti ujian yang harus dilalui untuk meningkatkan kepercayaan diri kita dalam melewati masa pandemi ini.
Pandemi Covid-19, tegas Kak Rerie, menghadirkan norma-norma baru dalam keseharian kita agar tidak tertular seperti antara lain memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan vaksinasi Covid-19.
Karena itu, ujarnya, perjalanan Covid-19 dari pandemi menuju endemi memerlukan perubahan perilaku dalam keseharian dari setiap anak bangsa untuk menjalani kenormalan baru.*