JATENG.NASDEM.ID – Pengurus DPC NasDem Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri menyosialisasikan tagline politik anti mahar NasDem ke masyarakat. Sosialisasi dilakukan dengan cara membuat poster dan flayer yang disebarkan ke media sosial maupun ke WhatsApp Grup (WAG).
Ketua DPC NasDem Ngadirojo Yosep Rini Pantoko menjelaskan penyebaran tagline politik anti mahar diharapkan menurunkan cost tinggi di saat gelaran tahunan kontestasi pemilihan. Menurutnya politik anti mahar sebenarnya sebuah usaha dari Partai NasDem sebagai pendidikan politik kepada masyarakat. “Politik bukanlah tentang uang, masyarakat tidak bisa dibeli,” ujar Kak Tosep, sapaan Yosep Rini Pantoko.
Dia menjelaskan adanya politik tanpa mahar secara tidak langsung menggeser pemahaman masyarakat dari pragmatis menuju ke masyarakat yang idealis. Menurut Kak Tosep apabila hal itu bisa tercapai maka akan menempatkan masyarakat Indonesia sebagai rakyat yang berwibawa, masyarakat dalam posisi yang kuat dan tidak lemah, anti bantuan, punya hak suara yang harus di dengar dan difasilitasi negara.
“Siapa pun yang menang dalam kontestasi politik dan menjadi pelaksana pemerintahan adalah mandat dan amanat rakyat. Bagaimana mungkin penerima mandat harus bayar untuk dipilih (rakyat pemilik kedaulatan). Bagaimana mungkin pemberi mandat harus minta uang untuk memilih. Biaya politik yang tinggi adalah salah satu pemicu korupsi dalam penggunaan anggaran negara,” ia menegaskan.
“Salam restorasi Indonesia perubahan untuk Wonogiri #2024. Nasdem bersatu, berjuang, menang. Kita ingin membangun tradisi baru,” pekiknya.
Kak Tosep menjelaskan rekrutmen caleg dilakukan dengan profesional, transparan dan terbuka. Bacaleg harus menyertai dan bersama masyarakat dari sekarang. Ia menilai jika inputnya baik, sistemnya juga baik, Insya Allah outputnya juga baik. Itu tagline yang ditulis diakhir poster, flayer ataupun desain media yang disebarkannya.
Lebih lanjut Kak Tosep, menyatakan membangun pemahaman yang benar dalam konteks politik di masyarakat memerlukan kerja politik di masyarakat secara kolektif aktif. Bukan kolektif perintah dan di belakang meja.
Terpisah, kader Partai NasDem Suryono mengamini dan mendukung sepenuhnya langkah Kak Tosep. Dia menegaskan kapan orang cerdas pandai dari keluarga tidak mampu bisa menjadi pejabat dan ikut menata NKRI jika tidak diberi ruang berkiprah.
“Rakyat harus cerdas. Kontestasi 2024 menjadi pembuktian rakyat cerdas tanpa mahar. Saatnya orang-orang cerdas dari keluarga tidak mampu ikut menata NKRI di semua tingkatan mulai desa, kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Mulai DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, DPR RI dan DPD,” ujar Kak Sur menegaskan.
Ia menambahkan kebersamaan diawali dari kesamaan visi misi, menyeragamkan gerak langkah. (NJ13)