JATENG.NASDEM.ID– Gotong-royong yang merupakan kekuatan sosial bangsa Indonesia harus terus dipupuk dan dihidupkan. Dan kader NasDem di level mana pun, terlebih yang berada di desa, harus menjadi pelopor hidup saling membantu dan bekerja sama. Sebab, gotong royong adalah modal sosial yang sangat berharga, jangan sampai mengendur dan lama-lama hilang.
“Tunjukkan bahwa kader NasDem punya kepedulian sosial yang tinggi, terlebih di musim pandemi yang ganas ini, kebersamaan harus kian dikuatkan. Karena menghadapi pandemi yang tidak tahu kapan berakhir ini tak bisa sendiri-sendiri,” kata Sekretaris Partai NasDem Banyumas Kak Djadjat Sudradjat.
Kak Djadjat yang juga anggota Komisi I DPRD Kab Banyumas, mengatakan hal itu kepada masyarakat Desa Lumbir, khususnya RT.02 RW O1, yang tengah melakukan kerja bakti meperbaiki jalan kampung, Minggu (15/8). Memperingati hari kemerdekaan mereka bergotong royong memperbaiki jalan yang memang sudah mulai rusak.
Pengurus DPRt Lumbir Kak Feri Widada yang mempelopori kerja bakti itu merasa kekompakan warga masih terjaga dengan baik. Mereka swadaya mengumpulkan uang untuk membeli material seperti semen, pasir, dan batu, lalu mengerjakannya bersama-sama.
Kak Djadjat Sudradjat anggota dewan yang berasal dari dapil V meliputi empat kecamatan, yakni Lumbir, Gumelar, Pekumcen, Ajibarang, mengapresiasi apa yang dilakukan masyarakat desa Lumbir. Djadjat yang juga ikut menyumbang tapi sifatnya hanya melengkapi. Tapi inisiatif dan dana utamanya dari warga.
Menurut Kak Djadjat, salah satu kekuatan masyakat Indonesia selain gotong royong adalah juga berani berkorban. “Tanpa keikhlasan berkorban dari masyarakat Indonesia tidak mungkin merdeka. Tanpa rakyat yang berani berkorban mustahil Indonesia bisa mengisi kemerdekaan selama 76 tahun,” ungkap Kak Djadjat.
Memang di masa pandemi ini, kemeriahan menyambut dan merayakan HUT RI yang tahun ini genap 76 tahun penuh keterbatasan. Tapi masyarakat tetap antusias. Bendera merah putih dan umbul-umbul kini berkibar di setiap sudut desa. Sejak memasuki bulan Agustus mereka juga melakukan bersih-bersih kampung dan membikin gapura.*