JATENG.NASDEM.ID – Sektor pariwisata dan industri kreatif merupakan dua bidang yang terdampak akibat Pandemi Covid-19. Lebih dari setahun, kedua sektor tersebut lumpuh sehingga ekonomi para pelakunya pun turut merosot. Kondisi kian parah setelah pemberlakukan PPKM, pemerintah menutup kunjungan wisatawan.
Industri kreatif sebenarnya digadang-gadang menjadi garda terdepan pemulihan ekonomi di Indonesia. Pandemi membuka peluang baru bagi para pelaku industri kreatif untuk terus berinovasi. Menurut Wakil Ketua Bidang Pariwisata dan Industri Kreatif DPW NasDem Jateng Tri Wahyu Hapsari, saat ini para pelaku industri kreatif terutama di Demak telah bertransformasi dengan memanfaatkan tekonogi. Salah satunya yaitu berjualan secara daring.
“Industri kreatif di sini banyak yang online. Banyak berputar ya online. Jadi kita lewat online masing-masing dari yang punya industri itu mengantar ke rumah-rumah,” ujarnya Rabu (28/7) siang.
Menurutnya, saat ini masyarakat sudah terbiasa untuk berbelanja secara daring, sehingga kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh para pelaku industri kreatif. Selain itu bantuan modal dari pemerintah pusat maupun daerah harus dimanfaatkan secara maksimal demi mendongkrak performa usaha.
Kak Wahyu menjelaskan bahwa NasDem paham betul dengan problem yang tengah dialami oleh pelaku industri kreatif. Untuk itu terutama di Demak, NasDem telah bergerak untuk mendorong digitalisasi usaha ini.
“Nasdem sangat peduli dengan hal ini. Kita sering lakukan pertemuan daring dengan masyarakat dan PKL (pedagang kaki lima). Sehingga dengan adanya situasi seperti ini kita adakan alih sistem menjadi online. Semua produk kita bantu untuk di-online-kan,” ia menambahkan.
Selain dapat membantu keberlangsungan usaha para pelaku industri kreatif, hal ini menurut Kak Wahyu juga dapat memperkenalkan NasDem ke tenga-tengah masyarakat. Bahkan menurutnya, para pengurus DPC NasDem di Demak sangat aktif untuk memantau kondisi masyarakat dan turun untuk memberikan bantuan.
“Saat ini kondisi PKL dan pelaku industri kreatif khususnya di Demak cukup dekat dengan partai NasDem. Kondisi ini saya kira tak begitu masalah karena mereka masih bisa mendapatkan penghasilan secara online,” ia menambahkan.
Meski begitu, Kak Wahyu masih prihatin dengan kondisi wisata yang kini masih banyak ditutup. Demak yang dikenal dengan wisata religinya kini terpaksa harus menutup berbagai objek wisata andalan tersebut. Praktis bagi pedagang yang menggantungkan pendapatan dari wisata juga turut terdampak. Beberapa pedagang yang ada di wisata juga turut terganggu walaupun sebagian besar alih profesi.
Melihat kondisi ini, Kak Wahyu berharap agar semua pihak bersabar disamping tetap berinovasi agar tetap memperoleh pendapatan.
“Para PKL juga masih bisa berkarya. Harapan kami pandemi lekas berlalu karena memang kasihan juga melihat masyarakat di sektor pariwisata seperti belum bisa beraktivitas,” pungkasnya.