JAKARTA, (3 Februari): Elektabilitas Joko Widodo masih tertinggi untuk bertarung dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019, yakni sebesar 48,5%. Demikian hasil survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Namun demikian, angka tersebut dinilai masih belum aman bagi seorang petahana yang akan berkontestasi kembali di pesta demokrasi.
“Jokowi kuat, tapi belum aman,” ujar peneliti LSI Adjie Alfaraby saat menjabarkan paparan surveinya di Graha Dua Rajawali, Jakarta, Jumat (2/2).
Lebih jauh Adjie menjelaskan Jokowi dinilai kuat lantaran elektabilitasnya masih unggul dibandingkan dengan semua calon yang disimulasikan. Bahkan dukungan semua capres tersebut jika digabungkan masih berada di bawah Jokowi (48,5%) yakni sebesar 41,2%. Namun, Jokowi masih harus berhati-hati dengan angka ini.
“Sebagai petahana angka 48 ini adalah angka yang belum aman. Karena petahana idealnya di atas 50%. Meskipun masih tertinggi di angka 48%, tapi angkanya masih di bawah 50%,” terangnya.
Survei tersebut dilakukan pada 7-14 Januari 2018 dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden sebanyak 1.200 orang. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Adapun margin of error kurang lebih 2,9%. Selain itu, sambung Adjie, Jokowi masih kuat di tingkat kepuasan kinerjanya di atas 70%.
“Tingkat kepuasan itu cukup ideal. Biasanya tingkat kepuasan tinggi, relatif lebih mudah terpilih kembali,” ucapnya.
Adjie juga mengingatkan bahwa ada tiga isu yang bisa mengancam elektabilitas Jokowi. Pertama, terkait permasalahan ekonomi. Kedua, isu primordial yang berpotensi mewarnai pilpres. Ketiga, merebaknya isu buruh negara asing.
“Tiga isu ini akan menjadi kunci bagi Jokowi di 2019. Jokowi akan semakin kuat jika Jokowi bisa mengelola ketiga isu tersebut dengan baik. Tapi kalau tidak dikelola dengan baik, Jokowi akan melemah dan bisa menguatkan capres yang lain,” terangnya.
Dalam survei tersebut, LSI menampilkan tiga divisi penantang Jokowi di pilpres 2019 yang dilihat berdasarkan popularitas. Pertama, tokoh yang memiliki tingkat pengenalan di atas 90%, yakni Prabowo Subianto. Kedua, tokoh yang memiliki tingkat pengenalan antara 70%-90% yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies Baswedan. Ketiga, tokoh yang memiliki tingkat pengenalan antara 55%-70%, yakni Gatot Nurmantyo.
“Empat nama inilah yang punya peluang jadi penantang Jokowi di Pilpres 2019,” ucapnya.
Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate menilai bahwa isu ekonomi yang dihembuskan akan melemahkan Jokowi hanya lah isu yang dicari-cari.
“Saat ini makro ekonomi kuat luar biasa. Pengangguran sekarang kecil, tingkat kemiskinan turun secara makro nasional. Ini tidak digambarkan,” katanya saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (2/2).
Plate meyakini elektabilitas Jokowi akan meningkat dari waktu ke waktu. Politisi NasDem ini menambahkan, elektabilitas Jokowi di angka 48,5% masih tinggi. Pasalnya, angka tersebut belum termasuk dengan nama cawapres yang akan disandingkan.
“Saat dibuat survei, Presiden Jokowi belum urus pilpres, dia belum kampanye, belum pasang spanduk. Presiden masih fokus kerja di kabinet. Konsentrasi di keberhasilan kabinetnya, elektabilitasnya sudah begitu tinggi. Apalagi kalau fokus,” tandasnya. (MI/*)
SUMBER: https://www.partainasdem.id/read/4114/2018/02/03/elektabilitas-jokowi-tertinggi-tapi-belum-aman