18Tube.tv is a free hosting service for porn videos. You can create your verified user account to upload porn videos to our website in several different formats. 18tube Every porn video you upload will be processed in up to 5 working days. You can also use our embed code to share our porn videos on other websites. On 18Tube.tv you’ll also find exclusive porn productions shot by ourselves. Surf around each of our categorized sex sections and choose your favorite one: amateur porn videos, anal, big ass, blonde, brunette, etc. You will also find gay and transsexual porn videos in their corresponding sections on our website. Watching porn videos is completely free!

Jaring Gilnet Nelayan Kerap Tak Sengaja Tangkap Ikan Hiu

INDRAMAYU, (22 November): Tim observasi kelautan Partai NasDem pada hari ke dua observasi berkesempatan mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Karongsong, Indramayu, Jawa Barat. Dalam kunjungan yang dilakukan pada pukul 08.00 WIB tersebut, tim menemukan fakta masih banyaknya ikan hiu yang tidak sengaja tertangkap oleh jaring gilnet para nelayan.

Ketua DPP NasDem Bidang Pertanian dan Maritim Emmy Hafild menuturkan, bentangan lebar jaring gilnet para nelayan di dalam laut yang mencapai 8 mil menjadi salah satu penyebab banyaknya hasil tangkapan yang tidak sesuai seperti ikan hiu sering tak sengaja tertangkap nelayan. Alat tangkap gilnet sendiri merupakan salah satu alat tangkap sah yang direkomendasikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Tidak ada alat tangkap yang benar-benar  ramah lingkungan, semua alat tangkap ada sisi negatifnya. Bahkan alat tangkap yang dipromosikan KKP seperti gillnet pun berbahaya karena ikan-ikan yang dilindungi seperti hiu martil pun tertangkap dan jumlahnya cukup banyak,” ujar Emmy di sela-sela observasinya di TPI Karongsong, Rabu (22/11).

Emmy melanjutkan, berdasarkan temuan yang ia temukan di lapangan dirinya dapat menarik kesimpulan bahwa pengaturan, pengawasan, maupun penegakan hukum yang mendidik para nelayan menjadi poin penting dalam mengelola kekayaan dalam laut. Wacana kebijakan pelarangan seperti melarang penggunaan alat tangkap jenis cantrang dikatakan olehnya hanya akan berpotensi mematikan mata pencaharian para nelayan.

“Apalagi yang dimatikan itu sampai ratusan ribu kapal. Banyak nelayan kita yang menggunakan cantrang,” tegas Emmy.

Para nelayan yang menggunakan alat tangkap Jilnet biasanya melaut selama 4 bulan. Biaya operasional tiap kapal berkisar antara 300-500 juta rupiah untuk sekali berlayar. Kapal-kapal tersebut mencari ikan di perairan laut dalam wilayah Sulawesi dan Papua.

“Dengan gilnet kita bisa tunjukakn meski ikan yang ditangkap besar, namun masih ada saja ikan-ikan kecil seperti bayi hiu martil yang tertangkap,” tuturnya.

Observasi kelautan NasDem berlangsung selama sepekan mulai 21 hingga 28 November. Tim peneliti dari Instutut Pertanian Bogor (IPB) turut membantu NasDem dalam kegiatan observasi kelautan kali ini. (Uta/*)

SUMBER: https://partainasdem.id/read/3562/2017/11/22/jaring-gilnet-nelayan-kerap-tak-sengaja-tangkap-ikan-hiu

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top