JATENG.NASDEM.ID – Bagi masyarakat Kabupaten Rembang, nama Frida Iriani mungkin sudah tak asing lagi. Perempuan asal Lasem, Kabupaten Rembang, ini memang sudah malang melintang bergumul dengan berbagai problem masyarakat terutama dalam bidang kesehatan.
Frida, begitu ia dipanggil, merupakan anggota DPRD Kabupaten Rembang yang berangkat dari Partai NasDem. Namun perjalananya untuk sampai pada kursi dewan bisa dibilang tak mudah.
Ia yang saat itu, berlatar belakang sebagai pekerja sosial tentu tak punya banyak modal untuk mencalonkan diri sebagai anggota dewan. Beruntung, Partai NasDem tidak mengenal mahar.
”Tahun 2014 saya diambil untuk kuota perempuan NasDem oleh dr Ibrahim. Saya di nomor terakhir,” kenang Frida.
Masyarakat Rembang yang melihat kiprahnya selama belasan tahun memberi dukungan yang kuat. Frida yang harus menjalani pencoblosan ulang akibat kesalahan teknis penyelenggara, akhirnya dinyatakan lolos sebagai anggota DPRD Kabupaten Rembang.
Kegembiaraan masyarakat dan keluarga tumpah. Masyarakat terharu, memeluk Frida. Bagaimana tidak, sebagai pendatang baru, siapa sangka Frida yang masih awam dalam politik dan harus bertarung dengan PKB dan Gerindra yang sudah ‘besar’ lebih dulu berhasil tampil menang.
“NasDem 2014 baru ikut pileg. Pendukung pada senang sampai ngrangkuli, potong ayam sekandang!” kenang Frida mengingat momen kemenangannya.
Kini di periode kedua, Frida tak akan pernah lupa berbagai peristiwa pilu yang menimpanya saat kembantu masyarakat. Ia pernah dicap sebagai sebagai ‘calo’ saat mengantarkan pasien yang butuh pertolongan medis.
“Perjalanan saya pahit diusir dianggep calo atau makelar. Betapa sakitnya saat belum jadi dewan,” ujarnya memceritakan pengalaman pahit.
Pekerjaan sosial yang sudah belasan tahun ia tekuni, lanjut Frida, memang belum memiliki payung hukum yang jelas di Indonesia. tak heran, para pelaku di bidang ini harus bekerja dengan hati nurani dan keikhlasan.
Setekah duduk di kursi Dewan, Frida tak lantas meninggalkan rutinitasnya di dunia sosial. Ia justru makin merasa terfasilitasi untuk kian membantu masyarakat lebih luas lagi.
“Sekarang dalam jabatan saya, menjadi punya power. Kesulitan di bidang kesehatan saya bisa tampil di depan,” ungkapnya bangga.
Lewat gerakannya ini, Frida ingin memperkenalkan NasDem pada masyarakat yang lebih luas. Hal ini diyakininya mampu menggeser popularitas partai berbasis islam seperti PKB dan PPP yang selama ini mendominasi Kota Garam ini.
Popularitas NasDem di Kabupaten Rembang terbukti dengan meningkatnya kursi dewan dari 3 kursi di 2014 menjadi 7 kursi pada Pemilun 2019.
“Kemarin yang jadi penguasa PPP dan PKB, Jika nanti NasDem nggak punya gebrakan maka akan semakin merosot. Tapi jika kita usahakan bersama maka tak ada yang tak mungkin,” ujarnya optimistis.
Hingga kini, perempuan yang sebentar lagi menginjak usia kelapa enam ini, masih rutin melayani masyarakat di sela padatnya sebagai anggota dewan. Terbaru, ia mengkoordinir bantuan dari Fraksi NasDem untuk posko siaga Covid-19 di Lasem untuk sebuah panti asuhan.
Meski terbilang tak muda lagi, gerakan Kakak Frida ini justri makin menginspirasi kader NasDem di seluruh pelosok Kabupaten Rembang.