18Tube.tv is a free hosting service for porn videos. You can create your verified user account to upload porn videos to our website in several different formats. 18tube Every porn video you upload will be processed in up to 5 working days. You can also use our embed code to share our porn videos on other websites. On 18Tube.tv you’ll also find exclusive porn productions shot by ourselves. Surf around each of our categorized sex sections and choose your favorite one: amateur porn videos, anal, big ass, blonde, brunette, etc. You will also find gay and transsexual porn videos in their corresponding sections on our website. Watching porn videos is completely free!

Data Kahyangan Diretas

Ditulis oleh Ono Sarwono (Sekretaris Dewan Pertimbangan DPW NasDem Jateng)

PUSAT Data Nasional Kemenkominfo baru saja diretas. Serangan dengan metode ransomware ini mengunci pusat data sehingga data ratusan instansi pusat hingga daerah tidak bisa diakses yang mengakibatkan terganggunya pelayanan publik.

Bagaimanapun, pembobolan itu sangat merugikan, bahkan membahayakan negara. Oleh karena itu, kasus tersebut mesti benar-benar dijadikan pelajaran serius bagi pemerintah untuk membentengi diri jangan sampai peristiwa semacam terjadi lagi.

Dalam cerita wayang, pusat data nasional Kahyangan Jonggring Kailasa juga pernah diretas. Data rahasia yang dibobol itu terkait dengan Bharatayuda. Terungkap bahwa peretasnya ternyata bukan kalangan kadewatan melainkan titah marcapada.

Ingkar janji

Syahdan, Kresna yakin betul isu yang telah lama menjadi pergunjingan publik bahwa bakal ada Bharatayuda benar-benar akan terjadi. Kesimpulan itu menguat setelah upayanya menagih janji kepada Duryudana (Kurawa) menemui jalan buntu.

Berdasarkan perjanjian, Duryudana mengembalikan separuh kekuasaan Astina dan kedaulatan Amarta kepada Pandawa bila mampu melewati hukuman pembuangan di Hutan Kamyaka selama 12 tahun ditambah satu tahun hidup menyamar.

Pandawa berhasil menebus ‘dosa’ akibat kalah main dadu itu dengan mulus. Lalu, mereka meminta tolong pamannya, Yama Widura, menanyakan janji Duryudana tapi tidak ditanggapi. Kunti, ibunda, dengan misi sama juga tidak membuahkan hasil.

Atas saran Raja Wiratha Prabu Matswapati, Pandawa kemudian berharap bantuan Kresna menjadi duta pamungkas. Namun, kakak sepupu itu pun juga gigit jari karena Duryudana ingkar. Kekuasaan Astina dan Amarta dikukuhi sampai mati.

Anjuran Resi Bhisma, paranpara Astina, kepada Duryudana agar hak-hak Pandawa dikembalikan tidak diindahkan. Nasihat Resi Durna yang bernada sama juga tak digubris. Saran sama dari mertua, Raja Mandaraka Prabu Salya, juga tak didengar.

Duryudana condong terhadap pendapat patih Sengkuni bahwa tidak ada jamaknya kekuasaan diserahkan begitu saja. Pamannya itu juga membisiki, jika tidak berkuasa, Kurawa beserta keluarga besar terancam keleleran.

Sejalan dengan Sengkuni, senapati Astina Karna Basusena mendorong Duryudana tidak mendengar omongan orang-orang yang sesungguhnya para orang tua yang takut darah. Dirinya sanggup menjadi agul-agul (andalan) menghadapi Pandawa.

Oleh karena itu, Kresna memastikan Pandawa berperang melawan Kurawa demi menegakkan keadilan. Namun, bagaimana skenario jalannya pertempuran, Kresna berinisiatif ‘mengintip’ data Bharatayuda di Kahyangan Jonggring Kailasa.

Kitab Jitabsara

Data yang disimpan di server kahyangan benar-benar rahasia. Dewa pun hanya kalangan terbatas yang bisa mengakses. Data itu terdiri dari detil pertempuran yang dirancang hanya berlangsung 18 hari. Kode data itu namanya Kitab Jitabsara.

Untuk meretas data kahyangan, Kresna mesti bermeditasi di pertapaan Jalatunda yang sepi. Saking gentur serta khusyuknya bersedami, raja Dwarawati tersebut tampak seperti tak bernyawa. Tidak ada seorang pun yang mampu menyentuhnya.

Berbekal ilmu linuwih (kecanggihan)-nya, roh Narayana keluar dari wadag Kresna kemudian terbang membumbung ke angkasa dan menyelinap ke kahyangan. Tidak ada penjaga gerbang kahyangan yang mendapati. Begitu pun para dewa.

Narayana berhasil membaca dengan lengkap data Bharatayuda. Misalnya, nama-nama (senapati) Astina yang akan berhadapan dengan nama-nama panglima perang Amarta. Kemudian siapa dari mereka yang menang dan yang kalah.

Dari data itu, Narayana terhenyak ketika melihat data bahwa Baladewa yang berada di pihak Kurawa berhadapan dengan senapati Amarta, Antareja. Disebutkan pula, raja Mandura tersebut mati di tangan putra sulung Werkudara tersebut.

Narayana menghapusa data itu. Ia tidak ingin kedua tokoh tersebut saling berhadapan. Baladewa saudaranya kandung, sedangkan Antareja keponakannya. Dengan segala upaya, keduanya harus dikeluarkan dari keputusan dewa tersebut.

Hilangnya data itu membuat Bathara Panyarikan yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan kerahasiaan Jitabsara kalang kabut. Serta merta dicarilah biang lenyapkan data dan ditemukan peretas yang menggunakan metode lebah lanceng.

Tidak lama Panyarikan mengetahui bahwa pelaku pembobolan data ialah Narayana alias Kresna. Botoh Pandawa itu lalu ditangkap dan diadukan ke raja kahyangan Bathara Guru. Ikut dalam pertemuan penasihat Bathara Narada.

Berkat kepiawaian Narayana berdiplomasi, Guru dan Narada menerima argumen sehingga Baladewa dan Antareja dipastikan tidak ikut terlibat dalam Bharatayuda. Namun, Narayana diperintahkan mencari cara sehingga tercipta keadilan.

Selain itu, Guru juga memberikan keleluasaan Narayana mengkopi data Jitabsara tapi diwanti-wati agar benar-benar menjaga kerahasiaan. Maka, dengan mudah titisan Bathara Wisnu itu mengatur jalannya Bharatayuda.

Dengan memegang Jitabsara, Kresna dianggap tidak perlu lagi memiliki pusaka Kembang Wijayakusuma yang keampuhannya dapat menghidupkan orang mati belum takdirnya. Pusaka kahyangan itu lalu dikembalikan kepada Bathara Guru.

Ketika Narayana pamit, Guru dan Narada berpesan agar Bharatayuda berjalan sesuai dengan rencana sehingga tercipta keadilan dan perdamaian. Para dewa akan menonton jalannya peperangan hingga Pandawa unggul sebagai pemenang.

Tegakkan keadilan

Narayana balik masuk kembali ke wadagnya. Setelah siuman, Kresna menjadi rebutan Kurawa dan Pandawa. Saudara sepupu itu merasa bila didukung Kresna bakal memenangkan Bharatayuda. Akhirnya, Kresna berada di pihak Pandawa.

Demikian kisah singkat Kresna meretas data kahyangan. Niatnya demi terciptanya keadilan jagat, bukan yang lain. Ia menghapus data skenario perang Antareja melawan Baladewa. Bila tidak Bharatayuda pasti kacau. Kenapa?

Antareja memiliki kesaktian menggiriskan yang bisa melenyapkan siapa saja hanya dengan menjilat jejak kaki orang. Padahal, ia tidak berkemampuan membedakan bekas telapak kaki Pandawa maupun Kurawa. ***

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top