18Tube.tv is a free hosting service for porn videos. You can create your verified user account to upload porn videos to our website in several different formats. 18tube Every porn video you upload will be processed in up to 5 working days. You can also use our embed code to share our porn videos on other websites. On 18Tube.tv you’ll also find exclusive porn productions shot by ourselves. Surf around each of our categorized sex sections and choose your favorite one: amateur porn videos, anal, big ass, blonde, brunette, etc. You will also find gay and transsexual porn videos in their corresponding sections on our website. Watching porn videos is completely free!

Sesaji Rajasuya

Ono Sarwono (Kader NasDem)

INDONESIA sukses sebagai presidensi G20 yang dipuncaki dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang baru saja berakhir. Selain 17 kepala negara utama, forum ini juga dihadiri sejumlah pemimpin atau utusan negara undangan serta pemimpin berbagai organisasi dan lembaga dunia.

G20 merupakan forum kerja sama multilateral terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa yang merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Angka-angka itu menunjukkan forum ini mewakili dunia.

Dalam cerita wayang, dari sisi banyaknya kepala negara yang hadir serta apresiasi mereka terhadap tuan rumah pada acara besar di suatu negara, terjadi di Amarta atau Indraprastha. Tidak kurang seratus raja berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Wujud syukur

Kehadiran para raja di Amarta tersebut sekaligus sebagai pengakuan terhadap kepemimpinan Prabu Puntadewa. Para tamu itu disambut dan dijamu dengan segala puncak keramahtamahan dalam acara akbar berlabel Sesaji Rajasuya.

Pandawa menggelar acara itu sebagai wujud syukur atas keberhasilannya mendirikan negara di wilayah yang semula berupa belantara. Negara baru itu pun telah berkembang maju dan makmur. Rakyat hidup sejahtera, ayem dan tenteram.

Semula, banyak yang meragukan Pandawa mampu membangun negara di hutan Wanamarta pascaterusir dari tanah kelahirannya. Mereka berusaha mandiri akibat haknya sebagai ahli waris kekuasaan Astina dirampas Kurawa, anak-anak uaknya.

Keraguan keberlangsungan Amarta pun muncul ketika Puntadewa sebagai rajanya. Dipilihnya sulung Pandawa sebagai pemimpin dianggap kesembronoan. Sikapnya yang klemar-klemer (lambat) dinilai cermin ketidaktegasan dan ketidakmampuan.

Bukan itu saja, masih ada sisi lain yang dialamatkan kepada Puntadewa sebagai titik lemahnya. Plonga-plongo, suka mengalah, menghindari konfrontasi, tidak berani membela harga diri, pilih mengorbankan diri untuk kepentingan pihak lain.

Berbeda dengan adiknya, Bratasena dan Arjuna, yang memiliki kesentosaan dan berwatak perwira, tidak takut menghadapi risiko. Keberaniannya terbukti ketika membuka belantara untuk mendirikan negara. Keduanya memang terkesan yang paling berkeringat.

Namun, hal-hal yang dianggap sebagai kelemahan pada diri Puntadewa itu justru merupakan keunggulannya. Itu menjadi instrumen kekuatan kepemimpinannya membawa Amarta menjadi negara bermartabat yang dihormati banyak bangsa lain.

Makmurnya Amarta mengalahkan Astina. Sejak dipimpin Duryudana, pamor Astina terus meredup dan menuju negara gagal. Kurawa menjarah kekayaan negara untuk foya-foya. Mereka juga lebih suka bersahabat dengan para raja yang berwatak angkara murka.

Jarasanda-Sisupala

Pandawa mengadakan upacara Sesaji Rajasuya atas inisiatif kakak sepupunya dari garis ibu, Sri Bathara Kresna. Ini diniatkan sebagai tasyakuran atas kesuksesan membangun negara. Usulan ini didukung oleh pamongnya, Semar Badranaya.

Sebagai syaratnya, Pandawa harus mengundang seratus raja dari berbagai belahan dunia. Ini tentu tidak mudah karena kehadiran para raja itu akan menjadi bukti atau pengakuan mereka akan kebesaran Amarta sekaligus keagungan pemimpinnya.

Apalagi pada kesempatan yang sama, ada kabar Raja Negara Giribajra Prabu Jarasanda juga akan menggelar upacara yang nyaris sama dengan sebutan Sesaji Kalaludra. Bedanya, acara itu membutuhkan tumbal nyawa seratus raja.

Pada saat itu, Jarasanda dibantu koleganya, Raja Cedi Prabu Sisupala, sudah mengerangkeng  97 raja yang akan segara dijadikan korban persembahan. Untuk melengkapinya, Jarasanda menargetkan raja Amarta Prabu Puntadewa, raja Dwarawati Prabu Kresna, dan raja Mandura Prabu Baladewa.

Kresna bersama sang kakak, Baladewa, datang ke Amarta menemui Pandawa. Selain untuk membicarakan persiapan akhir acara Sesaji Rajasuya, dalam pertemuan itu juga dibahas ancaman Jarasanda yang akan menangkap mereka sebagai penyempurna tumbal.

Menurut Kresna, sebelum Jarasanda dan Sisupala datang lebih baik didahului. Oleh karena itu, Kresna kemudian mengajak Baladewa, Bratasena, dan Arjuna datang ke Giribajra. Misinya menggagalkan persembahan Sesaji Kalaludra sekaligus membebaskan semua tahanan.

Jarasanda merasa senang ketika Kresna dan Baladewa datang menemui dirinya.  Ia menganggap keduanya memasrahkan diri untuk dijadikan korban. Begitu juga Bratasena dan Arjuna yang mewakili Puntadewa. Tapi, ternyata dugaannya salah.

Kresna menyarankan Jarasanda agar membatalkan niatnya dan membebaskan seluruh tawanan yang akan dijadikan korban. Saran itu ditolak sehingga terjadilah peperangan. Seluruh prajurit Giribajra dan Cedi dikerahkan untuk menangkap Kresna beserta rombongannya.

Jarasanda dan Sisupala bukan titah sembarangan. Keduanya lahir dari satu roh sehingga bila yang satu mati, satunya bisa menghidupkan lagi. Namun, betapa pun saktinya, keduanya tidak ada artinya berhadapan dengan Kresna, titisan Bathara Wisnu, dewa keadilan dan ketertiban jagat.  

Singkat cerita, Jarasanda dan Sisupala serta seluruh balanya sirna. Sebanyak 97 raja yang sedang menunggu ajal akhirnya bebas. Mereka menghaturkan banyak terima kasih kepada Kresna, Baladewa, Bratasena, dan Arjuna yang telah menyelamatkan.

Datang sukarela

Para raja itu kemudian dengan sukarela dan kesadaran diri datang ke Amarta menghadiri acara agung Sesaji Rajasuya. Mereka mangayubagya, menyambut dengan senang hati atas acara syukur Pandawa kepada sang Maha Pencipta atas segala karunia-Nya. Kemakmuran dan kebesaran Amarta membuat Prabu Duryudana iri dan ingin menguasai. Untuk merealisasikan, patih Sengkuni menyarankan sang raja mengajak Pandawa bermain dadu. Berhasil, tetapi akhirnya Kurawa harus mempertangtungjawabkan semua kezalimannya dalam Bharatayuda

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top