JATENG.NASDEM.ID – Segera lakukan langkah nyata untuk mengatasi tingginya angka putus sekolah di Jawa Tengah. Pengentasan kemiskinan harus dilakukan dengan upaya masif dan terukur untuk mencegah terjadinya putus sekolah.
“Perhatian serius para pemangku kepentingan di Jawa Tengah terhadap tingginya angka putus sekolah harus dilakukan untuk mencegah jumlah anak yang putus sekolah bertambah,” kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai NasDem Jawa Tengah, Kak Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/4).
Pada pertengahan Februari 2022 lalu, anggota DPRD Jawa Tengah mengungkap sebanyak 45.000 anak di Jawa Tengah (Jateng) tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, atau putus sekolah. Pemicunya, tak lain karena ketiadaan biaya untuk melanjutkan pendidikan.
Anak di Jateng usia 16-18 tahun yang seharusnya duduk di bangku SMA sederajat, ternyata 67,9% tidak sekolah. Pandemi yang terjadi dua tahun terakhir juga menyebabkan ancaman angka putus sekolah meningkat.
Kak Lestari menilai hal itu sangat memprihatinkan dan harus mendapat perhatian agar bisa segera diatasi.
Upaya pengentasan kemiskinan, tegas Kak Rerie, sapaan akrab Kak Lestari, harus menjadi perhatian serius semua pihak karena akan berdampak tidak hanya pada sektor pendidikan, juga kesehatan dan pada akhirnya berdampak pada ketahanan bangsa.
Kak Rerie berpendapat, sambil terus berupaya mengentaskan kemiskinan, keterlibatan semua pihak dalam mencegah angka putus sekolah di Jawa Tengah terus bertambah sangat diperlukan.
Partai NasDem di Jawa Tengah, ujar Kak Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI Dapil II Jawa Tengah itu, sejak tahun lalu terus berupaya mendorong agar para pelajar tidak putus sekolah dengan membantu penyaluran puluhan ribu bea siswa Program Indonesia Pintar (PIP) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) kepada para pelajar di tingkat SD, SLTP hingga SLTA di Jawa Tengah.
Namun, ujar Kak Rerie, upaya tersebut belum cukup. “Dibutuhkan kerja bersama semua pihak dari berbagai lapisan masyarakat di Jawa Tengah untuk ambil bagian mengatasi ancaman di sektor pendidikan itu,” pungkasnya.***