JATENG.NASDEM.ID – Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto mengajak Badan Riset dan Inovasi (BRIN) untuk membuat alat pemanjat untuk para penderes khususnya di Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah (Jateng). Pembuatan alat pemanjat itu sebagai bagian dari kepedulian DPR dan BRIN, karena setiap tahunnya hampir dipastikan ada penderes yang meninggal akibat terjatuh dari pohon
kelapa.
“Saya ora mentolo (tidak tega), mendengar setiap tahun, setidaknya ada dua orang yang meninggal akibat terjatuh dari pohon kelapa. Kalau tidak kita pedulikan, kita akan berdosa. Oleh karena itu, karena Komisi VII bermitra dengan BRIN, maka saya ajak mereka untuk membuat peralatan memanjat. Dan akhirnya bisa diserah terimakan,” kata Kak Sugeng saat penyerahan di Desa Batuanten, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Senin (18/10).
Kak Sugeng mengatakan pengembangan teknologi tidak hanya yang hightech, melainkan juga dengan teknologi tepat guna. “Teknologi merupakan kunci kemajuan bangsa. Dengan teknologi yang dikembangkan akan mampu mempermudah kegiatan orang, dapat juga meningkatkan produksi serta
membuat aman dan nyaman. Peralatan memanjat ini akan dapat membuat nyaman dan aman pada saat memanjat, apalagi kalau kondisinya licin. Memang, barangkali masih ada kelemahan. Tetapi teknologi memang seperti
itu, akan terus disempurnakan,” ujarnya menjelaskan.
Dipaparkan Kak Sugeng, peralatan itu kelihatannya sederhana, tetapi sesungguhnya menjadi salah satu jawaban untuk mengurangi kecelakaan saat memanjat yang berdampat pada kematian. “Kelihatannya sepele, tetapi sangat substantif, karena dapat digunakan oleh penderes khususnya di Banyumas dan Cilacap yang jumlahnya sangat banyak,” katanya.
Di tempat yang sama, Plt Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Mego Pinandito mengatakan peralatan yang digunakan untuk memanjat pohon kelapa lebih untuk untuk naik dan dipastikan aman. “BRIN mengembangkan peralatan ini seperti yang disampaikan Pak Sugeng, karena masih banyak korban penderes yang jatuh dari pohon kelapa. Peralatan ini juga mempercepat pemanjatan. Memang baru untuk memanjat, sedangkan peralatan pada saat menderes nantinya akan dikembangkan lagi,” kata Mego.
Menurutnya, BRIN tidak hanya berinovasi dengan teknologi-teknologi baru, melainkan juga dengan teknologi terapan. “Sehingga dapat digunakan oleh masyarakat secara langsung. Tujuannya untuk peningkatan kesejahteraan dengan penggunaan peralatan-peralatan itu. Selain alat memanjat, juga ada peralatan pembuatan bakso, teknologi pengawetan dan lainnya,” ia menambahkan. (NJ09)