JATENG.NASDEM,ID – Petani tembakau Kabupaten Kendal mendapat angin segar karena harga tembakau saat ini mengalami kenaikan dibanding tahun lalu. Sekalipun di tengah pandemi, petani tembakau tidak merasa dampak akibat lesunya perekonomian.
Seperti yang diketahui, harga tembakau saat ini Rp 38 ribu per kilogram, sedangkan tahun lalu hanya Rp 31 ribu per kilogram. Sedangkan untuk tembakau kualitas rendah atau biasa disebut tembakau samparan sekarang harganya Rp 25.000 per kilogram tahun lalu Rp 18.000 per kilogramnya.
Pada tahun lalu harga tembakau kering yang bagus dihargai Rp 31.000 per kilogram tetapi saat ini naik harga per kilo Rp 38.000, sehingga sekalipun di tengah pandemi bagi petani tembakau tidak masalah.
Salah satu petani tembakau di Desa Jenarsari, Kecamatan Gemuh Kendal Taswadi mengatakan saat ini ada sekitar 150 hektar tanaman tembakau di Desa Jenarsari sehingga para petani saat ini bisa menikmati harga tembakau yang bagus. “Harga tembakau tahun ini termasuk bagus dibanding pada tahun lalu, sehingga para petani tembakau merasakan hasil dari tembakau,” kata Taswadi, Rabu (15/9).
Sekretaris Partai NasDem sekaligus Penasihat Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Kak Mundakir membenarkan para petani tembakau merasakan peningkatan harga jual.
Ia menambahkan saat ini para pengepul menyetorkan tembakau di beberapa pabrik rokok. Kak Ndakir menyayangkan salah satu pabrik rokok besar di Indonesia yang memiliki gudang di Kendal tetapi sudah beberapa tahun tidak pernah beli tembakau dari Kendal.
Sekretaris NasDem itu meminta pada pemerintah agar cukai tembakau tidak dinaikkan. Sebab kalau dinaikkan akan berdampak pada produksi maupun penjualan rokok, otomatis harga rokok akan menjadi tinggi. “Saya minta pada pemerintah kalau sampai pajak cukai rokok naik, yang terdampak petani tembakau sebab dengan harga rokok tinggi, pembeli rokok rendah dan dampaknya tembakau petani tidak laku,” katanya menjelaskan.
Ia mengajak para petani tembakau di Kabupaten Kendal, kalau menanam tembakau harus melihat situasi, nanti kalau semua menanam tembakau karena tahun ini harganya tinggi, sehingga petani berlomba-lomba tanam tembakau maka akhirnya harga menjadi kurang baik. Baik itu karena harga yang akan merosot ataupun kualitas tembakau yang turun. (NJ 23)