JATENG.NASDEM.ID – NasDem diminta ikut memberikan kontribusi dalam upaya mengembangkan pariwisata di Kabupaten Temanggung, yang ikut terguncang karena terhantam pandemi Covid-19. Para pelaku pariwisata di daerah itu yakin NasDem dan jaringannya bisa memberikan akses baik di pemerintahan, media serta jalur politik.
Senin (2/8) sore kemarin, delegasi yang dipimpin Wakil Ketua Organisasi dan Keanggotaan NasDem Temanggung H. Eko Budi Hartono mengikuti rapat dengan para pelaku kepariwisataan Temanggung di Pendopo Kawedanan Parakan. Hadir dalam kesempatan itu, perwakilan pengurus Perhimpunan Pengusaha Hotel Indonesia (PPHI), LSM Nata Parakan Luwes (NPL), Perhimpunan Pariwisata Parakan (Pippa), Pengelola Wisata Posong Kecamatan Kledung, Perhimpunan Komunitas Kopi Temanggung, dan Bapak Pujo (Staf Kementerian Parikraf).
Kakak Tony demikian Eko Budi Hartono sering disapa, para pelaku pariwisata di Temanggung mempunyai keyakinan jika NasDem beserta jaringannya dapat menyumbangkan akses dan loby-loby politik untuk memulihkan wisata di Temanggung.
‘’Apalagi hubungan NasDem dengan raksasa industri media, yaitu Media Group yang mempunyai Metro TV, Media Indonesia, Medcom dan Lampung Post, sehingga bisa membantu melakukan branding terhadap wisata di daerah ini,’’ ujar Kak Tony.
Kabupaten Temanggung kata dia, mempunyai potensi wisata yang sangat beragam. ‘’Kami mempunyai dua gunung (Sumbing dan Sindoro), terhampar kebun kopi yang sangat luas dan juga industri olahan kopi. Beragam kuliner ada di sini. Pokoknya, apa yang masyarakat mau, dapat menemukan di sini,” katanya meyakinkan.
Ia mengakui, keluarga NasDem Temanggung tidak ada banyak yang terlibat di industri ini, ‘’Namun, kepariwisataan Temanggung menyedot banyak sumber daya manusia baik sebagai pekerja maupun pemilik usaha,’’ ujarnya.
Karena itu, keterlibatannya dalam memulihkan kembali wisata di Temanggung ini, lebih banyak karena ingin melakukan pendekatan secara pribadi dengan para pelaku dan tokoh wisata. ‘’Pendekatan pribadi merupakan cara teryahut untuk mengembangkan NasDem di Temanggung,’’ katanya.
Menurut Kakak Toni, membangun struktur di tingkat grassroot harus dilakukan dengan model pendekatan pribadi, hal ini karena terkait dengan soal keyakinan. ‘’Memang diperlukan waktu lebih lama untuk bisa meyakinkan warga terhadap sebuah partai politik, sehingga mereka bersedia bergabung,’’ katanya.
Ia menambahkan, ‘’Dalam proses peyakinan itu, akan lebih mudah dilakukan apabila kita menggandeng dengan orang-orang yang memiliki pengaruh di kampung tersebu, sehingga sang tokoh bisa memberikan endorsement kepada warga.’’
Beruntunglah karena Kakak Toni yang saat ini sudah masuk alam usia pensiun sebagai aparat sipil negara (ASN) pernah beberapa kali menjabat sebagai camat di tempat yang berbeda-beda pada wilayah Temanggung ini. ‘’Latar belakang saya sebagai camat sangat membantu dalam pengembangan NasDem. Alhamdulillah, warga mengenal saya dengan tanpa ada catatan negatif, sehingga mereka bisa menerima silaturahmi yang sedang kami kembangkan,’’ katanya.
Sudah barang tentu meskipun dirinya mantan camat, lanjut Kak Toni, tidak semua warga secara otomatis mengenalnya, ‘’Tetapi minimal saya mengenal sejumlah tokoh di setiap kelurahan, dan mereka bersedia membantu saya. Alhasil, kenalan-kenalan lama tersebut berfungsi sebagai jembatan yang mempertemukan NasDem dengan warga,” katanya.
Model live ini di sebuah desa, kata Kak Toni, juga efektif untuk menjaring warga agar bersedia bergabung dengan partai NasDem. ‘’Inilah makanya, membentuk jaringan di tingkat bawah itu tidak bisa dilakukan dengan gemebyar, tapi dengan teknis perang geriliya, operasi senyap, tetiba satu kampung yang dulunya didominasi oleh warna politik lain, berubah menjadi lautan biru,” ujarnya optimistis.