JATENG.NASDEM.ID – Ketua DPP NasDem Pemenangan Jawa III (Jateng dan DIY) Sugeng Suparwoto meminta NasDem Jateng untuk tetap bergiat meneruskan perkuatan struktur baik di tingkat cabang maupun DPRt, ‘’Saya tahu saat ini kakak-kakak DPD tengah gencar melengkapi struktur kepengurusan di tingkat DPC, karena awal bulan lalu masih banyak kecamatan di Jateng yang belum ada kepengurusannya,’’ ujarnya Sabtu (12/6) kemarin.
Menurut Sugeng, kelengkapan pengurus merupakan pondasi guna mendapatkan tambahan e-KTA, ‘’Karena seperti yang sering saya katakan, sistem kartu tanda anggota elektornik NasDem bertumpu pada pengurus. Target Jateng dengan 470 ribu e-KTA itu adalah cermin dari jumlah seluruh pengurus dari tingkat DPRt hingga DPW,’’ katanya.
Sugeng Suparwoto yang merupakan anggota DPR RI Dapil VIII Jateng itu juga memberikan apresiasi atas ketercapaian lebih 152 ribu e-KTA NasDem Jateng hingga per Sabtu kemarin. ‘’Tentu saja ini kabar baik dan kami menyampaikan apresiasi tinggi. Sebab bila dilihat ke belakang, saat dimulainya safari konsolidasi pada Maret lalu, capaian e-KTA baru sebanyak 34 ribu. Jadi dalam waktu tiga bulan ini terjai kenaikan sekitar 475 persen,’’ ujarnya.
Mencermati progres capaian e-KTA itu, Sugeng Suparwoto yang juga Ketua Komisi VII DPR RI itu mengungkapkan keyakinannya bahwa sampai diselenggarakannya Rakorwil yang sedianya dilakukan pada 11–12 Juni tetapi ditunda karena situasi Jateng yang sedang ‘diamuk’ Covid 19, target 150 ribu e-KTA akan tercapai. ‘’Dan nyatanya memang target itu tercapai, sekarang yang harus kita pikirkan adalah memenuhi target 470 ribu di 31 Desember 2021,’’ katanya menekankan.
Karena itu, Sugeng Suparwoto menyampaikan rasa terimakasih khususnya kepada Kakak Setyo Maharso dan seluruh fungsionaris DPW dan DPD se-Jateng. ‘’Ini adalah bukti bahwa jika segala sesuatunya dikerjakan secara bersama-sama maka memberikan hasil yang baik. Kerja politik haruslah didasarkan pada konsep kegembiraan bersama,” ujarnya.
Terkait dengan capaian e-KTA itu, Ketua DPW NasDem Jateng Setyo Maharso telah menerapkan sejumlah strategi jitu. Pertama adalah memberikan kewajiban kepada 79 anggota DPRD kabupaten/kota untuk mencapai sedikitnya 500 e-KTA . Kedua, pada akhir Mei, seluruh Ketua DPD diminta untuk menambah seribu e-KTA dari angka yang sudah diicapai per 31 Mei 2021.
Menurut Maharso, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pengurus daerah guna memastikan proses pendataan e-KTA bisa berjalan denga lancer. ‘’Tetapi sebenarnya, e-KTA itu adalah hasil akhir dari sebuah upaya penguatan struktur organisasi. Karena pada dasarnya, yang kita kejar itu bukanlah semata-mata jumlah e-KTA tetapi terbentuknya pengurus baik di tingkat kecamatan (cabang) maupun ranting (kelurahan/desa),’’ ujarnya.
Sistem e-KTA yang sedang dikembangkan oleh NasDem, pada prinsipnya bertumpu kepada pengurus. ‘’Pada dasarnya, e-KTA ini diberikan kepada pengurus. Atau dalam bahasa sederhananya adalah mengkartu-digitalkan pengurus. Setiap pengurus NasDem baik itu di pusat, provinsi, kecamatan hingga kelurahan haruslah memiliki e-KTA,’’ katanya.
NasDem, Kak Setyo Maharso menambahkan, belum mengembangkan rekrutmen anggota ber-e-KTA kepada masyarakat umum. ‘’Namun demikian, jika ada masyarakat yang bersedia menjadi anggota NasDem dan dikukuhkan dengan e-KTA maka sudah barang tentu akan dilayani. Bahkan, sudah banyak pegurus NasDem yang telah memiliki e-KTA mencari anggota baru dari masyarakat umum,’’ ujarnya.
Sementara itu, anggota Taskforce Jawa III Harry Poernomo menyampaikan sejumlah kendala yang dihadapi sejumlah daerah dengan e-KTA. ‘’Minggu kemarin saya mengadakan serangkaian pertemuan dengan Ketua DPD Purworejo, Wonosobo, dan Temanggung. Para ketua DPD melaporkan banyak warga yang tidak berkenan menjadi anggota NasDem ber e-KTA tetapi berjanji akan memberikan dukungan ketika Pileg 2024 nanti,’’ ujarnya.
Menurut Harry, sejumlah masyarakat masih jengah jika keterlibatannya dalam politik dikutkan dengan kartu yang bersifat resmi. ‘’Ada sedikit perasaan takut terlibat secara formal, bisa jadi ini karena pengalaman di masa lalu,” katanya.
Menurut Harry, menjadi tugas bersama untuk memberikan edukasi kepada warga, bahwa apa yang menjadi ketakutannya itu, sudah tidak relevan lagi.