JATENG.NASDEM.ID – Ketua DPP NasDem bidang Pemenangan Teritori Jawa III (Jateng dan DIY) Sugeng Suparwoto mendorong pemberdayaan ekonomi kader NasDem di Jateng dengan mengkoneksikan potensi daerah dan daya dukung organisasi.
Pemberdayaan ekonomi kader merupakan salah satu kunci keberhasilan pengembangan partai politik di suatu wilayah. Karena itu, NasDem Jawa Tengah berupaya melakukan konsolidasi potensi ekonomi di suatu daerah dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing anggota.
“Praktik politik itu menysaratkan adanya modal sosial dan capital,’’ ujar Sugeng yang merupakan Ketua Komisi VII DPR RI, Rabu (5/5).
Sugeng menjelaskan bahwa modal sosial dapat diketahui melalui survei dengan mengukur tingkat popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas.
“Seberapa jauh kader itu di kenal masyarakat, dianggap mampu menduduki suatu jabatan, dan akan dipilih bisa ditakar dengan cepat,’’ ujarnya.
Namun, untuk menciptakan elektabilias, akseptabilitas, dan popularitas itu membutuhkan kemampuan finansial. ‘’Politik itu membutuhkan duit,’’ ia menegaskan.
Dalam kerangka itulah, katanya, NasDem berusaha untuk mendorong kader-kadernya meningkatkan pemberdayaan ekonomi, baik untuk dirinya maupun masyarakat. ‘
“Dalam pengembangan bisnis ini kan tidak gampang. Ada potensi di suatu wilayah yang didukung oleh sumber daya manusianya, namun mereka terhambat karena tidak memiliki koneksi yang menghubungkan pada pusat-pusat kebijakan dan permodalan,” ujarnya.
Sebagai partai politik, NasDem saat ini mempunyai sejumlah kader yang duduk di eksekutif, legislatif, dan juga sejumlah badan usaha.
“Memang tidak boleh jika kita dianak-emaskan. Namun sebagai warga negara, kader-kader kita mempunyi hak untuk mendapatkan akses-akses tersebut, tentu saja sesuai dengan undang-undang yag berlaku,’’ katanya.
Menurut Sugeng, akses terebut bisa hanya sekadar informasi. ‘’Misalnya, untuk pengembanan ekonomi di wilayah Temanggung, kita bisa membantu mereka dengan informasi kebutuhan kopi di sejumlah instansi atau negara. Sehingga, petani kopi di Temanggung mempunyai jaringan untuk memasarkan produk-produknya,’’ ujarnya.
Demikian pula, terkait informasi untuk produk-produk yang dihasilkan oleh sebuah kawasan bisa saling disebarkan melalui jaringan komunikasi organisasi. ‘’Misalnya saja daerah Wonosobo sebagi sentra penghasil sayur mayur, maka mereka bisa dihubungkan dengan pasar yang ada di Jakarta, Bandung, dan wilayah lainnya,’’
Sugeng mengatakan saat ini setidaknya ada tiga kader NasDem yang duduk sebagai anggota kabinet, selain itu ada 59 orang yang duduk di DPR RI. ‘’Saya kira aset ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi kader di wilayah Jateng. Tentu saja, harus dilakukan sesuai dengan prosedur dan aturan yang belaku.’’
Ia menyadari, untuk merealisasikan keinginan tersebut membutuhkan persiapan yang matang. ‘’Karena itu pengurus harus segera duduk untuk berembuk kira-kira potensi ekonomi apa yang akan dikembangkan. Setelah itu baru disusun rencana kerjanya, termasuk memikirkan sumber daya manusia serta permodalan,’’ ujar mantan jurnalis senior itu memberikan kiat.