JAKARTA, (5 Januari): Partai NasDem memandang langkah zig-zag parpol dalam mengusung pasangan calon kepala daerah merupakan hal wajar karena politik selalu dinamis. Hal itu terkait dengan ketentuan UU bahwa syarat pengajuan pasangan calon kepala daerah, yakni minimal punya 20% kursi DPRD atau 25% suara sah yang diraih pada pemilu legislatif sebelumnya, juga karena adanya proses politik di internal parpol yang cenderung menyita waktu.
“Kalau NasDem memang selalu ingin cepat, tapi terukur. Cepat melalui suatu telaah yang mendalam. Kenapa itu kami lakukan, karena gagasan mengenai calon kepala daerah harus ditampilkan di etalase politik,” jelas Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate di Kantor DPP NasDem, Jakarta, Kamis, (4/1)
Politisi NasDem inipun berharap partai politik di Tanah Air bisa memanfaatkan waktu secara efektif, khususnya untuk menentukan figur yang bakal berlaga pada perhelatan pilkada serta membentuk koalisi yang ideal.
Johnny menjawab diplomatis ketika disinggung lambannya parpol menentukan pasangan bakal calon kepala daerah lantaran gagalnya kaderisasi di parpol. Menurut legislator asal Nusa Tenggara Timur ini, parpol pada prinsipnya tetap memerhatikan masukan dari daerah serta keinginan konstituen, termasuk kompetensi dan integritas calon.
“Seringkali parpol bukan hanya zigzag, tapi malah jungkir balik menyikapi situasi yang berkembang. Namun, kami harapkan parpol juga membuka diri. Parpol pasti memerhatikan kader di internal, tapi juga harus mau membuka diri agar calon-calon terbaik di wilayah itu mendapatkan kesempatan memimpin daerahnya,” tegas Johnnya.
Lebih jauh disebutkan Johnny, tujuan pilkada harus dipahami bahwa bukan untuk menjalankan proses sirkulasi kekuasaan, melainkan demi menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Johnnypun mencontohkan NasDem sejauh ini selalu membuka diri untuk mencari pemimpin dengan kriteria yang diharapkan masyarakat.(*)
SUMBER: https://www.partainasdem.id/read/3892/2018/01/05/parpol-bukan-hanya-zigzag-terkadang-harus-jungkir-balik