Pati (7 Des 17): H. Ali Mansyur HD, anggota DPRD Jawa Tengah melaksanakan kegiatan Reses di Kampus STAIP Pati, Jawa Tengah, pada Hari Kamis, 7 Des 17. Kegiatan ini diikuti sekitar 100 an mahasiswa dari 2 Perguruan Tinggi Swasta di Pati, STAIP dan STAIMAFA Pati. Dalam kesempatan tersebut, H. Ali Mansyur HD, Sekretaris Komisi A DPRD Jawa Tengah, meminta kepada Mahasiswa, generasi muda calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang, agar tidak apriori terhadap politik atau bahkan a politik, tidak mau tahu tentang politik.
Diakui oleh Ali Mansyur HD, bahwa citra politik saat ini, di mata masyarakat sangat buruk, bahkan pandangan negative terhadap politik sudah menjadi stigma. Hal ini, tidak lain karena banyaknya pemberitaan miring perilaku politisi baik di tingkat elit maupun di level daerah, khususnya terkait korupsi. Menghadapi kondisi ini, Ali Mansyur HD berharap kepada Mahasiswa, sebagai agen perubahan, untuk tidak larut pada arus masyarakat yang antipati pada politik.
Ini tidak lain mengingat betapa pentingnya politik dalam kehidupan; dimana Negara lahir dan dikelola dari proses politik, sistem dan pengelolaan negara dibuat dari proses politik, kebijakan-kebijakan lahir dari proses politik, anggaran negara dikelola melalui proses politik, Jabatan-jabatan publik (Presiden/Wakil Presiden, Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota) diisi dari proses politik. “Untuk itulah, kalau ingin negara ini bisa mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya, maka jabatan-jabatan publik dan jabatan-jabatan politik harus diisi orang-orang baik yang memiliki kemampuan dan integritas. Jangan biarkan jabatan-jabatan tersebut diisi oleh orang-orang jahat, orang-orang culas, yang tidak memiliki integritas” kata Ali Mansyur HD yg disambut tepuk tangan para mahasiswa.
Ali Mansyur HD juga menekankan kepada Mahasiswa betapa bahayanya money politik dalam Pemilu maupun Pilkada, karena seseorang Calon Kepala Daerah maupun Calon Legislatif yang dalam pemenangannya mengedepankan money politik, pada akhirnya kalau dia sudah jadi Kepala Daerah maupun Anggota Legislatif, nanti dia cenderung menomorsatukan kepentingan diri sendiri, untuk mengeruk dana dengan menghalalkan segala cara sebanding dengan cost politik yang sudah dikeluarkan, dan sudah pasti mengabaikan kepentingan rakyat yang memilihnya.
Salah satu mahasiswa, Ahmad Rifai, menanyakan bagaimana caranya agar tidak ada money politik? mungkinkah?. Cara yang paling efektif, menurut Ali Mansyur HD, yang juga Wakil Ketua Bidang OKK DPW NasDem Jawa Tengah, adalah dengan cara Restorasi Diri, memulai perbaikan dari diri sendiri, tidak melakukan money politik dan tidak mau menerima money politik. Selain itu, harus ada political will dari Pimpinan Partai. Di NasDem misalnya, Ketua Umum DPP Partai NasDem melarang dengan tegas mahar politik. Tidak boleh ada mahar politik dalam Pemilu dan Pilkada.
Bagi Pengurus/Kader Partai NasDem yang melakukan mahar politik akan dipecat dari Partai. Karena konsistensi NasDem inilah, yakni antara perkataan dan perbuatan sama, lanjut Ali Mansyur HD, banyak Kepala/Wakil Kepala Daerah yang tertarik dan kemudian bergabung dengan Partai NasDem, diantaranya di Jawa Tengah, Bupati Blora dan Wakil Bupati Wonosobo.